SELAMAT DATANG DI BLOG PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
SELAMAT DATANG DI BLOG PENDIDIKAN SMP NEGERI 37 OKU PROPINSI SUMATERA SELATAN
Minggu, 29 April 2012
Rabu, 04 April 2012
Media Pembelajaran Matematika
Sebagian besar siswa merasa bahwa
matematika itu merupakan mata pelajaran yang sulit, dan hanya beberapa
diantaranya merasa sebagai pelajaran yang menarik karena menantang.
Mungkin “penyakit” ini telah berumur puluhan bahkan mungkin ratusan
tahun. Para “dokter” belum mampu memberikan obat yang mujarab untuk
menyembuhkan penyakit ini. Mungkin beberapa orang tua dibuat pusing
tujuh keliling jika mempunyai putra/putri yang menghadapi masalah ini.
Banyak orang mengambil jalan penyelesaian dengan mengikutsertakan
putra/putrinya dalam bimbingan belajar atau les private. Hal ini tak
sepenuhnya salah, namun menurut hemat saya penyelesaian itu merupakan
penyelesaian yang darurat saja. Penyelesaian yang relatif permanen
menurut saya adalah menumbuhkan motivasi yang kuat dalam diri anak akan
kebutuhan dan keuntungan mempelajari matematika. Namun pekerjaan ini
tidak mudah untuk dilakukan, mengingat “penyakit” tersebut telah begitu
mewabah. Jadi merupakan tugas yang relatif berat untuk orang tua dan
guru untuk mengatasi masalah ini. Semoga saja suatu saat nanti akan
ditemukan satu treatment yang tepat untuk menyelesaikan masalah ini.
Dalam rangka menyumbangkan pikiran dan
inovasi dalam mengatasi masalah tersebut, saya menawarkan satu program
sederhana untuk sedikit meningkatkan motivasi anak untuk mempelajari
matematika khususnya kemampuan berhitung perkalian bersusun. Program ini
cocok untuk anak usia SD mulai kelas IV hingga SMP. Program ini di
rancang untuk memberikan tantangan kepada anak tanpa mengingkari tingkat
kemampuan anak. Disini anak dapat memilih sendiri soal yang sesuai
dengan kemampuannya. Sehingga anak dapat tertantang untuk mencoba
soal-soal yang lebih sulit. ya… semoga saja bermanfaat untuk kita semua.
Untuk mengakses secara online silahkan klik di :[kml_flashembed movie="http://dc146.4shared.com/img/193182326/650f9ce4/dlink__2Fdownload_2F193182326_2F650f9ce4_3Ftsid_3D20100110-073330-48742324/preview.swf" width="490px" height="392px" wmode="transparent" /]
Atau klik di sini : Quiz Perkalian Bersusun
Jika anda merasa perlu untuk memainkannya secara offline, download di sini : Perkalian Bersusun.exe
Jika anda telah menguasai operasi perkalian dengan baik, sebaiknya lanjutkan dengan mencoba untuk menguasai operasi pembagian, karena operasi pembagian merupakan lawan dari operasi perkalian. Perhatikan contoh berikut :
misalnya kita mempunyai operasi perkalian : 2 x 3 = 6
maka kita dapat membentuk operasi pembagian menjadi bentuk :
6 : 2 = 3 atau 6 : 2 = 3
Untuk menguji kemampuan anda dalam penguasaan operasi pembagian cobalah untuk mencicipi Quiz Pembagian bersusun berikut :
Atau klik di sini : Quiz Pembagian Bersusun
Silahkan mencoba semoga bermanfaat untuk anak-anak kita, amiiin
PENDIDIKAN ANAK DALAM ISLAM
Dan orang-orang yang berkata : “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami dari isteri-isteri kami dan keturunan kami kesenangan hati, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.”
( QS. Al-Furqan : 74 )
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
(QS. At Tahrim: 6 ).
“Apabila manusia mati maka terputuslah amalannya kecuali dari tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu bermanfaat, atau anak shaleh yang mendo’akannya.”
(HR. Muslim, dari Abu Hurairah)
PENDAHULUAN
Segala puji milik Allah Tuhan semesta alam.
Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasul termulia, kepada keluarga dan para sahabatnya.
Seringkali orang mengatakan: “Negara ini adikuasa, bangsa itu mulia dan kuat, tak ada seorangpun yang berpikir mengintervensi negara tersebut atau menganeksasinya karena kedigdayaan dan keperkasaannya” .
Dan elemen kekuatan adalah kekuatan ekonomi, militer, teknologi dan kebudayaan. Namun, yang terpenting dari ini semua adalah kekuatan manusia, karena manusia adalah sendi yang menjadipusat segala elemen kekuatan lainnya. Tak mungkin senjata dapat dimanfaatkan, meskipun canggih, bila tidak ada orang yang ahli dan pandai menggunakannya. Kekayaan, meskipun melimpah, akan menjadi mubadzir tanpa ada orang yang mengatur dan mendaya-gunakannya untuk tujuan-tujuan yang bermanfaat.
Dari titik tolak ini, kita dapati segala bangsa menaruh perhatian terhadap pembentukan individu, pengembangan sumber daya manusia dan pembinaan warga secara khusus agar mereka menjadi orang yang berkarya untuk bangsa dan berkhidmat kepada tanah air.
Sepatutnya umat Islam memperhatikan pendidikan anak dan pembinaan individu untuk mencapai predikat “umat terbaik”, sebagaimana dinyatakan Allah ‘Azza Wa lalla dalam firman-Nya:
“Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dariyang munkar… “. (Surah Ali Imran : 110).
Dan agar mereka membebaskan diri dari jurang dalam yang mengurung diri mereka, sehingga keadaan mereka dengan umat lainnya seperti yang beritakan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam :
“Hampir saja umat-umat itu mengerumuni kalian bagaikan orang-orang yang sedang makan berkerumun disekitar nampan.”. Ada seorang yang bertanya: “Apakah karena kita berjumlah sedikit pada masa itu?” Jawab beliau: “Bahkan kalian pada masa itu berjumlah banyak, akan tetapi kalian bagaikan buih air bah. Allah niscaya mencabut dari hati musuh kalian rasa takut kepada kalian, dan menanamkan rasa kelemahan dalam dada kalian”. Seorang bertanya: “Ya Rasulullah, apakah maksud kelemahan itu?” Jawab beliau: “Yaitu cinta kepada dunia dan enggan mati”.
PERANAN KELUARGA DALAM ISLAM
Keluarga mempunyai peranan penting dalam pendidikan, baik dalam lingkungan masyarakat Islam maupun non-Islam. Karerena keluarga merupakan tempat pertumbuhan anak yang pertama di mana dia mendapatkan pengaruh dari anggota-anggotanya pada masa yang amat penting dan paling kritis dalam pendidikan anak, yaitu tahun-tahun pertama dalam kehidupanya (usia pra-sekolah). Sebab pada masa tersebut apa yang ditanamkan dalam diri anak akan sangat membekas, sehingga tak mudah hilang atau berubah sudahnya.
Dari sini, keluarga mempunyai peranan besar dalam pembangunan masyarakat. Karena keluarga merupakan batu pondasi bangunan masyarakat dan tempat pembinaan pertama untuk mencetak dan mempersiapkan personil-personilnya.
Musuh-musuh Islam telah menyadari pentingya peranan keluarga ini. Maka mereka pun tak segan-segan dalam upaya menghancurkan dan merobohkannya. Mereka mengerahkan segala usaha ntuk mencapai tujuan itu. Sarana yang mereka pergunakan antara lain:
1. Merusak wanita muslimah dan mempropagandakan kepadanya agar meninggallkan tugasnya yang utama dalam menjaga keluarga dan mempersiapkan generasi.
2. Merusak generasi muda dengan upaya mendidik mereka di tempat-tempat pengasuhan yang jauh dari keluarga, agar mudah dirusak nantinya.
3. Merusak masyarakat dengan menyebarkan kerusakan dan kehancuran, sehingga keluarga, individu dan masyarakat seluruhnya dapat dihancurkan.
Sebelum ini, para ulama umat Islam telah menyadari pentingya pendidikan melalui keluarga. Syaikh Abu Hamid Al Ghazali ketika membahas tentang peran kedua orangtua dalam pendidikan mengatakan: “Ketahuilah, bahwa anak kecil merupakan amanat bagi kedua orangtuanya. Hatinya yang masih suci merupakan permata alami yang bersih dari pahatan dan bentukan, dia siap diberi pahatan apapun dan condong kepada apa saja yang disodorkan kepadanya Jika dibiasakan dan diajarkan kebaikan dia akan tumbuh dalam kebaikan dan berbahagialah kedua orang tuanya di dunia dari akherat, juga setiap pendidik dan gurunya. Tapi jika dibiasakan kejelekan dan dibiarkan sebagai mana binatang temak, niscaya akan menjadi jahat dan binasa. Dosanya pun ditanggung oleh penguru dan walinya. Maka hendaklah ia memelihara mendidik dan membina serta mengajarinya akhlak yang baik, menjaganya dari teman-teman jahat, tidak membiasakannya bersenang-senang dan tidak pula menjadikannya suka kemewahan, sehingga akan menghabiskan umurnya untuk mencari hal tersebut bila dewasa.”
TUJUAN PENDIDIKAN DALAM ISLAM
Banyak penulis dan peneliti membicarakan tentang tujuan pendidikan individu muslim. Mereka berbicara panjang lebar dan terinci dalam bidang ini, hal yang tentu saja bermanfaat. Apa yang mereka katakan kami ringkaskan sebagai berikut:
” Nyatalah bahwa pendidikan individu dalam islam mempunyai tujuan yang jelas dan tertentu, yaitu: menyiapkan individu untuk dapat beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan tak perlu dinyatakan lagi bahwa totalitas agama Islam tidak membatasi pengertian ibadah pada shalat, shaum dan haji; tetapi setiap karya yang dilakukan seorang muslim dengan niat untuk Allah semata merupakan ibadah.” (Aisyah Abdurrahman Al Jalal, Al Mu’atstsirat as Salbiyah fi Tarbiyati at Thiflil Muslim wa Thuruq ‘Ilajiha, hal. 76.
MEMPERHATIKAN ANAK SEBELUM LAHIR
Perhatian kepada anak dimulai pada masa sebelum kelahirannya, dengan memilih isteri yang shalelhah, Rasulullah SAW memberikan nasehat dan pelajaran kepada orang yang hendak berkeluarga dengan bersabda :
” Dapatkan wanita yang beragama, (jika tidak) niscaya engkau merugi” (HR.Al-Bukhari dan Muslim)
Begitu pula bagi wanita, hendaknya memilih suami yang sesuai dari orang-orang yang datang melamarnya. Hendaknya mendahulukan laki-laki yang beragama dan berakhlak. Rasulullah memberikan pengarahan kepada para wali dengan bersabda :
“Bila datang kepadamu orang yang kamu sukai agama dan akhlaknya, maka kawikanlah. Jika tidak kamu lakukan, nisacayaterjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar”
Termasuk memperhatikan anak sebelum lahir, mengikuti tuntunan Rasulullah dalam kehidupan rumah tangga kita. Rasulullah memerintahkan kepada kita:
“Jika seseorang diantara kamu hendak menggauli isterinya, membaca: “Dengan nama Allah. Ya Allah, jauhkanlah kami dari syaitan dan jauhkanlah syaitan dari apa yang Engkau karuniakan kepada kami”. Maka andaikata ditakdirkan keduanya mempunyai anak, niscaya tidak ada syaitan yang dapat mencelakakannya”.
MEMPERHATIKAN ANAK KETIKA DALAM KANDUNGAN Setiap muslim akan merasa kagum dengan kebesaran Islam. Islam adalah agama kasih sayang dan kebajikan. Sebagaimana Islam memberikan perhatian kepada anak sebelum kejadiannya, seperti dikemukakan tadi, Islam pun memberikan perhatian besar kepada anak ketika masih menjadi janin dalam kandungan ibunya. Islam mensyariatkan kepada ibu hamil agar tidak berpuasa pada bulan Ramadhan untuk kepentingan janin yang dikandungnya. Sabda Rasulullah :
“Sesungguhnya Allah membebaskan separuh shalat bagi orang yang bepergian, dan (membebaskan) puasa bagi orang yang bepergian, wanita menyusui dan wanita hamil” (Hadits riwayat Abu Dawud, At Tirmidzi dan An Nasa’i. Kata Al Albani dalam Takhrij al Misykat: “Isnad hadits inijayyid’ )
Sang ibu hendaklah berdo’a untuk bayinya dan memohon kepada Allah agar dijadikan anak yang shaleh dan baik, bermanfaat bagi kedua orangtua dan seluruh kaum muslimin. Karena termasuk do’a yang dikabulkan adalah do’a orangtua untuk anaknya.
MEMPERHATIKAN ANAK SETELAH LAHIR
Setelah kelahiran anak, dianjurkan bagi orangtua atau wali dan orang di sekitamya melakukan hal-hal berikut:
1. Menyampaikan kabar gembira dan ucapan selamat atas kelahiran.Begitu melahirkan, sampaikanlah kabar gembira ini kepada keluarga dan sanak famili, sehingga semua akan bersuka cita dengan berita gembira ini. Firman Allah ‘Azza Wa Jalla tentang kisah Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam bersama malaikat:
“Dan isterinya berdiri (di balik tirai lalu dia tersenyum. Maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishaq dan dari lshaq (akan lahir puteranya) Ya ‘qub. ” (Surah Hud : 71).
Dan firman Allah tentang kisah Nabi Zakariya ‘Alaihissalam:
“Kemudian malaikat Jibril memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya): “Sesungguhnya Allah mengembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu ) Yahya ” (Ali Imran: 39).
Adapun tahni’ah (ucapan selamat), tidak ada nash khusus dari Rasul dalam hal ini, kecuali apa yang disampaikan Aisyah Radhiyallahu ‘Anha:
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam apabila dihadapkan kepada beliau anak-anak bayi, maka beliau mendo’akan keberkahan bagi mereka dan mengolesi langit-langit mulutnya (dengan korma atau madu )” ( Hadits riwayat Muslim dan Abu Dawud).
Abu Bakar bin Al Mundzir menuturkan: Diriwayatkan kepada kami dari Hasan Basri, bahwa seorang laki-laki datang kepadanya sedang ketika itu ada orang yang baru saja mendapat kelahiran anaknya. Orang tadi berkata: Penunggang kuda menyampaikan selamat kepadamu. Hasan pun berkata: Dari mana kau tahu apakah dia penunggang kuda atau himar? Maka orang itu bertanya: Lain apa yang mesti kita ucapkan. Katanya: Ucapkanlah:
“Semoga berkah bagimu dalam anak, yang diberikan kepadamu, Kamu pun bersyukur kepada Sang Pemberi, dikaruniai kebaikannya, dan dia mencapai kedewasaannya” ( Ibnu Qayyim Al Jauziyah, Tuhfatul fi Ahkamil Maulud.)
2. Menyerukan adzan di telinga bayi.Abu Rafi’ Radhiyallahu ‘Anhu menuturkan:
“Aku melihat Rasulullah memperdengarkan adzan pada telinga Hasan bin Ali ketika dilahirkan Fatimah” ( Hadits riwayat Abu Dawud dan At Tirmidzi.
Hikmahnya, Wallahu A’lam, supaya adzan yang berisi pengagungan Allah dan dua kalimat syahadat itu merupakan suara yang pertama kali masuk ke telinga bayi. Juga sebagai perisai bagi anak, karena adzan berpengaruh untuk mengusir dan menjauhkan syaitan dari bayi yang baru lahir, yang ia senantiasa berupaya untuk mengganggu dan mencelakakannya. Ini sesuai dengan pemyataan hadits:
” Jika diserukan adzan untuk shalat, syaitan lari terbirit-birit dengan mengeluarkan kentut sampai tidak mendengar seruan adzan” (Ibid)
3. Tahnik (Mengolesi langit-langit mulut).Termasuk sunnah yang seyogianya dilakukan pada saat menerima kelahiran bayi adalah tahnik, yaitu melembutkan sebutir korma dengan dikunyah atau menghaluskannya dengan cara yang sesuai lalu dioleskan di langit-langit mulut bayi. Caranya,dengan menaruh sebagian korma yang sudah lembut di ujung jari lain dimasukkan ke dalam mulut bayi dan digerakkan dengan lembut ke kanan dan ke kiri sampai merata. Jika tidak ada korma, maka diolesi dengan sesuatu yang manis (seperti madu atau gula). Abu Musa menuturkan:
“Ketika aku dikaruniai seorang anak laki-laki, aku datang kepada Nabi, maka beliau menamainya Ibrahim, mentahniknya dengan korma dan mendo’akan keberkahan baginya, kemudian menyerahkan kepadaku”.
Tahnik mempunyai pengaruh kesehatan sebagaimana dikatakan para dokter. Dr. Faruq Masahil dalam tulisan beliau yang dimuat majalah Al Ummah, Qatar, edisi 50, menyebutkan: “Tahnik dengan ukuran apapun merupakan mu’jizat Nabi dalam bidang kedokteran selama empat belas abad, agar umat manusia mengenal tujuan dan hikmah di baliknya. Para dokter telah membuktikan bahwa semua anak kecil (terutama yang baru lahir dan menyusu) terancam kematian, kalau terjadi salah satu dari dua hal:
a. Jika kekurangan jumlah gula dalam darah (karena kelaparan).
b. Jika suhu badannya menurun ketika kena udara dingin di sekelilingnya.”‘
4. Memberi nama.Termasuk hak seorang anak terhadap orangtua adalah memberi nama yang baik. Diriwayatkan dari Wahb Al Khats’ami bahwa Rasulullah bersabda:
” Pakailah nama nabi-nabi, dan nama yang amat disukai Allah Ta’ala yaitu Abdullah dan Abdurrahman, sedang nama yang paling manis yaitu Harits dan Hammam, dan nama yang sangat jelek yaitu Harb dan Murrah” ( HR.Abu Daud An Nasa’i)
Pemberian nama merupakan hak bapak.Tetapi boleh baginya menyerahkan hal itu kepada ibu. Boleh juga diserahkan kepada kakek, nenek,atau selain mereka.
Rasulullah merasa optimis dengan nama-nama yang baik. Disebutkan Ibnul Qayim dalam Tuhfaful Wadttd bi Ahkami Maulud, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam tatkala melihat Suhail bin Amr datang pada hari Perjanjian Hudaibiyah beliau bersabda: “Semoga mudah urusanmu”
Dalam suatu perjalanan beliau mendapatkan dua buah gunung, lain beliau bertanya tentang namanya. Ketika diberitahu namanya Makhez dan Fadhih, beliaupun berbelok arah dan tidak melaluinya.( Ibnu Qayim Al Jauziyah, Tuhfatul Wadud, hal. 41.)
Termasuk tuntunan Nabi mengganti nama yang jelek dengan nama yang baik. Beliau pernah mengganti nama seseorang ‘Ashiyah dengan Jamilah, Ashram dengan Zur’ah. Disebutkan oleh Abu Dawud dalam kitab Sunan :”Nabi mengganti nama ‘Ashi, ‘Aziz, Ghaflah, Syaithan, Al Hakam dan Ghurab. Beliau mengganti nama Syihab dengan Hisyam, Harb dengan Aslam, Al Mudhtaji’ dengan Al Munba’its, Tanah Qafrah (Tandus) dengan Khudrah (Hijau), Kampung Dhalalah (Kesesatan) dengan Kampung Hidayah (Petunjuk), dan Banu Zanyah (Anak keturunan haram) dengan Banu Rasydah (Anak keturunan balk).” (Ibid)
5. Aqiqah.Yaitu kambing yang disembelih untuk bayi pada hari ketujuh dari kelahirannya. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan Salman bin Ammar Adh Dhabbi, katanya: Rasulullah bersabda:
“Setiap anak membawa aqiqah, maka sembelihlah untuknya dan jauhkanlah gangguan darinya” (HR. Al Bukhari.)
Dari Aisyah Radhiyallahu ‘Anha,bahwaRasulullah bersabda:
“Untuk anak laki-laki dua ekor kambing yang sebanding, sedang untuk anak perempuan seekor kambing” (HR. Ahmad dan Turmudzi).
Aqiqah merupakah sunnah yang dianjurkan. Demikian menurut pendapat yang kuat dari para ulama. Adapun waktu penyembelihannya yaitu hari ketujuh dari kelahiran. Namun, jika tidak bisa dilaksanakan pada hari ketujuh boleh dilaksanakan kapan saja, Wallahu A’lam.
Ketentuan kambing yang bisa untuk aqiqah sama dengan yang ditentukan untuk kurban. Dari jenis domba berumur tidak kurang dari 6 bulan, sedang dari jenis kambing kacang berumur tidak kurang dari 1 tahun, dan harus bebas dari cacat.
6. Mencukur rambut bayi dan bersedekah perak seberat timbangannya.Hal ini mempunyai banyak faedah, antara lain: mencukur rambut bayi dapat memperkuat kepala, membuka pori-pori di samping memperkuat indera penglihatan, pendengaran dan penciuman. (Abdullah Nasih Ulwan, Tarbiyatul Auladfil Islam, juz 1.)
Bersedekah perak seberat timbangan rambutnya pun mempunyai faedah yang jelas.
Diriwayatkan dari Ja’far bin Muhammad, dari bapaknya, katanya:
“Fatimah Radhiyalllahu ‘anha menimbang rambut Hasan, Husein, Zainab dan Ummu Kaltsum; lalu ia mengeluarkan sedekah berupa perak seberat timbangannya (HR. Imam Malik dalam Al Muwaththa’)
7. Khitan.Yaitu memotong kulup atau bagian kulit sekitar kepala zakar pada anak laki-laki, atau bagian kulit yang menonjol di atas pintu vagina pada anak perempuan. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu bahwa Rasulullah bersabda:
“Fitrah itu lima: khitan, mencukur rambut kemaluan, memendekkan kumis, memotong kuku, mencabut bulu ketiak” (HR. Al-bukhari, Muslim)
Khitan wajib hukumnya bagi kaum pria, dan rnustahab (dianjurkar) bagi kaum wanita.WallahuA’lam.
Inilah beberapa etika terpenting yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan oleh orangtua atau pada saat-saat pertama dari kelahiran anak.
Namun, di sana ada beberapa kesalahan yang terjadi pada saat menunggu kedatangannya Secara singkat, antara lain:
A. Membacakan ayat tertentu dari Al Qur’an untuk wanita yang akan melahirkan; atau menulisnya lalu dikalungkan pada wanita, atau menulisnya lalu dihapus dengan air dan diminumkan kepada wanita itu atau dibasuhkan pada perut danfarji (kemaluan)nya agar dimudahkan dalam melahirkan. ltu semua adalah batil, tidak ada dasamya yang shahih dari Rasulullah, Akan tetapi bagi wanita yang sedang menahan rasa sakit karena melahirkan wajib berserah diri kepada Allah agar diringankan dari rasa sakit dan dibebaskan dari kesulitannya Dan ini tidak bertentangan dengan ruqyah yang disyariatkan.
B. Menyambut gembira dan merasa senang dengan kelahiran anak laki-laki, bukan anak perempuan.
Hal ini termasuk adat Jahiliyah yang dimusuhi Islam. Firman Allah yang berkenaan dengan mereka:
“Apabila seseorang dari merea diberi kabar dengan (kelahiran) anak, perempuan, hitamlah (merah padamlah) matanya, dan dia sangat marah; ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan padanya. Apakah dia akan memeliharannya dengan menanggumg kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang telah mereka lakukan itu”(Surah An Nahl : 58-59).
Mungkin ada sebagian orang bodoh yang bersikap berlebihan dalam hal ini dan memarahi isterinya karena tidak melahirkan kecuali anak perempuan. Mungkin pula menceraikan isterinya karena hal itu, padahal kalau dia menggunakan akalnya, semuanya berada di tangan Allah ‘Azza wa lalla. Dialah yang memberi dan menolak. Firman-Nya:
Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki atau Dia menganugerahkan kepada siapa yang dia kehendaki-Nya, dan dia menjadikan Mandul siapa yang Dia kehendaki…” (Surah Asy Syura :49-50).
Semoga Allah memberikan petunjukkepada seluruh kaum Muslimin.
C. Menamai anak dengan nama yang tidak pantas.Misalnya, nama yang bermakna jelek, atau nama orang-orang yang menyimpang seperti penyanyi atau tokoh kafir. Padahal menamai anak dengan nama yang baik merupakan hak anak yang wajib atas walinya.
Termasuk kesalahan yang berkaitan dengan pemberian nama, yaitu ditangguhkan sampai setelah seminggu.
D. Tidak menyembelih aqiqah untuk anak padahal mampu melakukannya. Aqiqah merupakan tuntunan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasalam, dan mengikuti tuntunan beliau adalah sumber segala kebaikan.
E. Tidak menetapi jumlah bilangan yang ditentukan untuk aqiqah. Ada yang mengundang untuk acara aqiqah semua kenalannya dengan menyembelih 20 ekor kambing, ini merupakan tindakan berlebihan yang tidak disyariatkan. Ada pula yang kurang dari jumlah bilangan yang ditentukan, dengan menyembelih hanya seekor kambing untuk anak iaki-laki, inipun menyalahi yang disyariatkan. Maka hendaklah kita menetapi sunnah Rasul Shallallahu ‘alaihi wasalam tanpa menambah ataupun mengurangi.
F. Menunda khitan setelah akil baligh.Tradisi ini dulu terjadi pada beberapa suku, seorang anak dikhitan sebelum kawin dengan cara yang biadab di hadapan orang banyak.
Itulah sebagian kesalahan, dan masih banyak lainnya. Semoga cukup bagi kita dengan menyebutkan etika dan tata cara yang dituntunkan ketika menerima kelahiran anak. Karena apapun yang bertentangan dengan hal-hal tersebut, termasuk kesalahan yang tidak disyariatkan. (Disarikan dari kitab Adab Istiqbal al Maulud fil Islam, oleh ustadz Yusuf Abdullah al Arifi)
MEMPERHATIKAN ANAK PADA USIA ENAM TAHUN PERTAMA
Periode pertama dalam kehidupan anak (usia enam tahun pertama) merupakan periode yang amat kritis dan paling penting. Periode ini mempunyai pengaruh yang sangat mendalam dalam pembentukan pribadinya. Apapun yang terekam dalam benak anak pada periede ini, nanti akan tampak pengaruh-pengaruhnya dengannyata pada kepribadiannya ketika menjadi dewasa. (Aisyah Abdurrahman Al Jalal, Al Muatstsirat as Salbiyah.)
Karena itu, para pendidik perlu memberikan banyak perhatian pada pendidikan anak dalam periode ini.
Aspek-aspek yang wajib diperhatikan oleh kedua orangtua dapat kami ringkaskan sebagai berikut:
1. Memberikan kasih sayang yang diperlukan anak dari pihak kedua orangtua, terutama ibu. Ini perlu sekali, agar anak belajar mencintai orang lain. Jika anak tidak merasakan cintakasih ini,maka akan tumbuh mencintai dirinya sendiri saja dan membenci orang disekitamya. “Seorang ibu yang muslimah harus menyadari bahwa tidak ada suatu apapun yang mesti menghalanginya untuk memberikan kepada anak kebutuhan alaminya berupa kasih sayang dan perlindungan. Dia akan merusak seluruh eksistensi anak, jika tidak memberikan haknya dalam perasaan-perasaan ini, yang dikaruniakan Allah dengan rahmat dan hikmah-Nya dalam diri ibu, yang memancar dengan sendirinya untuk memenuhi kebutuhan anak.” (Muhammad Quthub,Manhaiut Tarbiyah Al Islamiyah, juz 2.)
Maka sang ibu hendaklah senantiasa memperhatikan hal ini dan tidak sibuk dengan kegiatan karir di luar rumah, perselisihan dengan suami atau kesibukan lainnya.
2. Membiasakan anak berdisiplin mulai dari bulan-bulan pertama dari awal kehidupannya. Kami kira, ini bukan sesuatu yang tidak mungkin. Telah terbukti bahwa membiasakan anak untuk menyusu dan buang hajat pada waktu-waktu tertentu dan tetap, sesuatu yang mungkin meskipun melalui usaha yang berulang kali sehingga motorik tubuh akan terbiasa dan terlatih dengan hal ini.
Kedisiplinan akan tumbuh dan bertambah sesuai dengan pertumbuhan anak, sehingga mampu untuk mengontrol tuntutan dan kebutuhannya pada masa mendatang.
3. Hendaklah kedua orangtua menjadi teladan yang baik bagi anak dari permulaan kehidupannya.
Yaitu dengan menetapi manhaj Islam dalam perilaku mereka secara umum dan dalam pergaulannya dengan anak secara khusus. Jangan mengira karena anak masih kecil dan tidak mengerti apa yang tejadi di sekitarnya, sehingga kedua orangtua melakukan tindakan-tindakan yang salah di hadapannya. Ini mempunyai pengaruh yang besar sekali pada pribadi anak. “Karena kemampuan anak untuk menangkap, dengan sadar atau tidak, adalah besar sekali. Terkadang melebihi apa yang kita duga. Sementara kita melihatnya sebagai makhluk kecil yang tidak tahu dan tidak mengerti. Memang, sekalipun ia tidak mengetahui apa yang dilihatnya, itu semua berpengaruh baginya. Sebab, di sana ada dua alat yang sangat peka sekali dalam diri anak yaitu alat penangkap dan alat peniru, meski kesadarannya mungkin terlambat sedikit atau banyak.
Akan tetapi hal ini tidak dapat merubah sesuatu sedikitpun. Anak akan menangkap secara tidak sadar, atau tanpa kesadaran puma, dan akan meniru secara tidak sadar, atau tanpa kesadaran purna, segala yang dilihat atau didengar di sekitamya.” (Ibid.)
4. Anak dibiasakan dengan etiket umum yang mesti dilakukan dalam pergaulannya. Antara lain: (Silahkan lihat Ahmad Iuuddin Al Bayanuni,MinhajAt TarbiyahAsh Shalihah.)
” Dibiasakan mengambil, memberi, makan dan minum dengan tangan kanan. Jika makan dengan tangan kiri, diperingatkan dan dipindahkan makanannya ke tangan kanannya secara halus.
” Dibiasakan mendahulukan bagian kanan dalam berpakaian. Ketika mengenakan kain, baju, atau lainnya memulai dari kanan; dan ketika melepas pakaiannya memulai dari kiri.
” Dilarang tidur tertelungkup dandibiasakan ·tidur dengan miring ke kanan.
” Dihindarkan tidak memakai pakaian atau celana yang pendek, agar anak tumbuh dengan kesadaran menutup aurat dan malu membukanya.
” Dicegah menghisap jari dan menggigit kukunya.
” Dibiasakan sederhana dalam makan dan minum, dan dijauhkan dari sikap rakus.
” Dilarang bermain dengan hidungnya.
” Dibiasakan membaca Bismillah ketika hendak makan.
” Dibiasakan untuk mengambil makanan yang terdekat dan tidak memulai makan sebelum orang lain.
” Tidak memandang dengan tajam kepada makanan maupun kepada orang yang makan.
” Dibiasakan tidak makan dengan tergesa-gesa dan supaya mengunyah makanan dengan baik.
” Dibiasakan memakan makanan yang ada dan tidak mengingini yang tidak ada.
” Dibiasakan kebersihan mulut denganmenggunakan siwak atau sikat gigi setelah makan, sebelum tidur, dan sehabis bangun tidur.
” Dididik untuk mendahulukan orang lain dalam makanan atau permainan yang disenangi, dengan dibiasakan agar menghormati saudara-saudaranya, sanak familinya yang masih kecil, dan anak-anak tetangga jika mereka melihatnya sedang menikmati sesuatu makanan atau permainan.
” Dibiasakan mengucapkan dua kalimat syahadat dan mengulanginya berkali-kali setiap hari.
” Dibiasakan membaca “AZhamdulillah” jika bersin, dan mengatakan
“Yarhamukallah” kepada orang yang bersin jika membaca “Alhamdulillah”.
” Supaya menahan mulut dan menutupnya jika menguap, dan jangan sampai bersuara.
” Dibiasakan berterima kasih jika mendapat suatu kebaikan, sekalipun hanya sedikit.
” Tidak memanggil ibu dan bapak dengan namanya, tetapi dibiasakan memanggil dengan kata-kata: Ummi (Ibu), dan Abi (Bapak).
” Ketika berjalan jangan mendahului kedua orangtua atau siapa yang lebih tua darinya, dan tidak memasuki tempat lebih dahulu dari keduanya untuk menghormati mereka.
” Dibiasakan bejalan kaki pada trotoar, bukan di tengah jalan.
” Tidak membuang sampah dijalanan, bahkan menjauhkan kotoran darinya.
” Mengucapkan salam dengan sopan kepada orang yang dijumpainya dengan mengatakan “Assalamu ‘Alaikum” serta membalas salam orang yang mengucapkannya.
” Diajari kata-kata yang benar dan dibiasakan dengan bahasa yang baik.
” Dibiasakan menuruti perintah orangtua atau siapa saja yang lebih besar darinya, jika disuruh sesuatu yang diperbolehkan.
” Bila membantah diperingatkan supaya kembali kepada kebenaran dengan suka rela, jika memungkinkan. Tapi kalau tidak, dipaksa untuk menerima kebenaran, karena hal ini lebih baik daripada tetap membantah dan membandel.
” Hendaknya kedua orangtua mengucapkan terima kasih kepada anak jika menuruti perintah dan menjauhi larangan. Bisa juga sekali-kali memberikan hadiah yang disenangi berupa makanan, mainan atau diajak jalan-jalan.
” Tidak dilarang bermain selama masih aman, seperti bermain dengan pasir dan permainan yang diperbolehkan, sekalipun menyebabkan bajunya kotor. Karena permainan pada periode ini penting sekali untuk pembentukan jasmani dan akal anak.
” Ditanamkan kepada anak agar senang pada alat permainan yang dibolehkan seperti bola, mobil-mobilan, miniatur pesawat terbang, dan lain-lainnya. Dan ditanamkan kepadanya agar membenci alat permainan yang mempunyai bentuk terlarang seperti manusia dan hewan.
” Dibiasakan menghormati milik orang lain, dengan tidak mengambil permainan ataupun makanan orang lain, sekalipun permainan atau makanan saudaranya sendiri
Kunci Pendidikan yang Baik
Sekolah telah menyediakan serangkaian materi untuk mendidik seorang anak hingga dewasa termasuk perkembangan dirinya. Namun, tanggung jawab pendidikan bukan semata-mata menjadi tanggung jawab sekolah. Kunci menuju pendidikan yang baik adalah keterlibatan orang dewasa yaitu orang-tua yang penuh perhatian. Jika orang-tua terlibat langsung dalam pendidikan anak-anak di sekolah, maka prestasi anak tersebut akan meningkat. Setiap siswa yang berprestasi dan berhasil menamatkan pendidikan dengan hasil baik selalu memiliki orang-tua yang selalu bersikap mendukung. Apa yang dapat dilakukan oleh orang-tua bagi anaknya setelah mereka memasuki pendidikan di sekolah? Berikut ini beberapa hal yang perlu dilakukan oleh orang-tua agar anaknya dapat berprestasi di sekolah.
Dukungan Orang-Tua
Orang-tua sebaiknya memberi perhatian kepada anak-anak mereka dan menanamkan kepada mereka nilai dan tujuan pendidikan. Mereka juga berupaya mengetahui perkembangan anak mereka di sekolah. Caranya adalah dengan berkunjung ke sekolah untuk melihat situasi dan lingkungan pendidikan di sekolah. Menaruh minat terhadap aktivitas sekolah akan secara langsung mempengaruhi pendidikan anak Anda.Kerja Sama dengan Guru
Biasanya apabila timbul masalah-masalah gawat, barulah beberapa orang-tua menghubungi guru anak-anak mereka. Sebaiknya, orang-tua perlu mengenal guru di sekolah dan menjalin hubungan yang baik dengan mereka. Berkomunikasilah dengan guru untuk perkembangan anak Anda. Guru juga perlu diberitahu bahwa Anda memandang penting pendidikan anak Anda di sekolah sebagai bagian kehidupannya. Ini akan membuat guru lebih memperhatikan anak Anda. Hadirilah pertemuan orang-tua murid dan guru yang diselenggarakan oleh sekolah. Pada pertemuan ini, Anda memiliki kesempatan untuk mengetahui prestasi akademis anak Anda serta perkembangan anak Anda di sekolah.
Jika seorang guru mengatakan hal yang buruk mengenai anak Anda, dengarkan guru tersebut dengan penuh respek, dan selidiki apa yang ia katakan. Anda juga dapat menanyai guru-guru di sekolah mengenai prestasi, sikap, dan kehadiran anak di sekolah. Jika seorang anak sering bermuka dua, maka penjelasan dari guru bisa jadi mengungkap hal-hal yang disembunyikan anak Anda saat bersikap manis di rumah.Sediakan waktu untuk anak
Selalu sediakan waktu yang cukup banyak bagi anak Anda. Jika anak pulang sekolah, umumnya mereka cukup stres dengan beban pekerjaan rumah, ulangan, maupun problem lainnya. Sungguh ideal jika orang-tua misalnya seorang ibu berada di rumah pada saat anak-anak di rumah. Seorang anak akan senang bercerita ketika pulang sekolah seraya mengeluarkan semua keluhan dan bebannya kepada orang-tua. Bisa jadi mereka mulai menceritakan teman-temannya yang nakal yang mulai menawari rokok dan narkoba. Anda bisa segera tanggap dengan hal tersebut jika Anda menyediakan waktu bagi anak-anak Anda.Awasi kegiatan belajar di rumah
Tunjukkan Anda berminat pada pendidikan anak Anda. Pastikan anak-anak Anda sudah mengerjakan pekerjaan rumah (PR) mereka. Wajibkan diri Anda untuk mempelajari sesuatu bersama anak-anak Anda. Membacalah bersama-sama mereka. Jangan lupa jadwalkan waktu setiap hari untuk memeriksa pekerjaan rumah anak Anda. Kendalikan waktu menonton TV, Internet dan bermain game dari anak-anak Anda.Ajari tanggung jawab
Sekolah umumnya akan memberi banyak tugas untuk dipersiapkan anak di rumah dan di sekolah. Apakah mereka mengerjakan tugas-tugas itu dengan benar dan baik? Seorang anak dapat bertanggung jawab mengerjakan tugas mereka di sekolah jika Anda telah mengajar mereka untuk mengerjakan tanggung jawab di rumah. Cobalah mulai memberikan anak Anda pekerjaan rumah tangga rutin setiap hari seperti membersihkan tempat tidur sendiri menurut jadwal yang spesifik. Pelatihan di rumah seperti itu akan membutuhkan banyak upaya di pihak Anda karena perlu diawasi. Tetapi hal itu akan mengajar anak Anda rasa tanggung jawab yang mereka butuhkan agar berhasil di sekolah dan di kemudian hari dalam kehidupan.Disiplin
Jalankan disiplin dengan tegas namun dengan penuh kasih sayang. Jika Anda selalu menuruti keinginan anak, maka mereka akan menjadi manja dan tidak bertanggung jawab. Problem lain bisa muncul jika Anda terlalu memanjakan anak Anda seperti seks remaja, narkoba, prestasi yang buruk, dan masalah lainnya.Kesehatan
Jaga kesehatan anak Anda agar prestasi belajarnya tidak terganggu. Buat jadwal tidur yang cukup untuk anak Anda. Anak-anak yang kelelahan tidak dapat belajar dengan baik. Lalu hindari makanan seperti junk food, karena selain menyebabkan problem obesitas, juga mendatangkan pengaruh yang buruk terhadap kesanggupannya untuk berkonsentrasi.Jadi teman terbaik
Jadilah teman terbaik bagi anak Anda. Luangkan waktu untuk berbagi berbagai hal dengan mereka. Seorang anak membutuhkan semua teman yang matang yang bisa ia dapatkan.
Membangun Karakter sejak Usia Dini
jika saya ditanya kapan sih waktu
yang tepat untuk menentukan kesuksesan dan keberhasilan seseorang?
Maka, jawabnya adalah saat masih usia dini. Benarkah? Baiklah akan saya
bagikan sebuah fakta yang telah banyak diteliti oleh para peneliti
dunia.
Pada usia dini 0-6 tahun, otak
berkembang sangat cepat hingga 80 persen. Pada usia tersebut otak
menerima dan menyerap berbagai macam informasi, tidak melihat baik dan
buruk. Itulah masa-masa yang dimana perkembangan fisik, mental maupun
spiritual anak akan mulai terbentuk. Karena itu, banyak yang menyebut
masa tersebut sebagai masa-masa emas anak (golden age).
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh
seorang ahli Perkembangan dan Perilaku Anak dari Amerika bernama
Brazelton menyebutkan bahwa pengalaman anak pada bulan dan tahun pertama
kehidupannya sangat menentukan apakah anak ini akan mampu menghadapi
tantangan dalam kehidupannya dan apakah ia akan menunjukkan semangat tinggi untuk belajar dan berhasil dalam pekerjaannya.
Nah, oleh karena itu, kita sebagai orang tua hendaknya memanfaatkan masa emas anak untuk memberikan pendidikan karakter yang baik bagi anak. Sehingga anak bisa meraih keberhasilan dan kesuksesan dalam kehidupannya di masa mendatang. Kita sebagai orang tua kadang tidak sadar, sikap kita pada anak justru akan menjatuhkan si anak. Misalnya, dengan memukul, memberikan pressure
yang pada akhirnya menjadikan anak bersikap negatif, rendah diri atau
minder, penakut dan tidak berani mengambil resiko, yang pada akhirnya karakter-karakter tersebut akan dibawanya sampai ia dewasa. Ketika dewasa karakter semacam itu akan menjadi penghambat baginya dalam meraih dan mewujudkan keinginannya. Misalnya, tidak bisa menjadi seorang public speaker
gara-gara ia minder atau malu. Tidak berani mengambil peluang tertentu
karena ia tidak mau mengambil resiko dan takut gagal. Padahal, jika dia
bersikap positif maka resiko bisa diubah sebagai tantangan untuk meraih
keberhasilan. Anda setuju kan?
Banyak yang mengatakan keberhasilan kita
ditentukan oleh seberapa jenius otak kita. Semakin kita jenius maka
semakin sukses. Semakin kita meraih predikat juara kelas berturut-turut,
maka semakin sukseslah kita. Benarkah demikian? Eit tunggu dulu!
Saya sendiri kurang setuju dengan
anggapan tersebut. Fakta membuktikan, banyak orang sukses justru tidak
mendapatkan prestasi gemilang di sekolahnya, mereka tidak mendapatkan
juara kelas atau menduduki posisi teratas di sekolahnya. Mengapa
demikian? Karena sebenarnya kesuksesan tidak hanya ditentukan oleh
kecerdasan otak kita saja. Namun kesuksesan ternyata lebih dominan
ditentukan oleh kecakapan membangung hubungan emosional kita dengan
diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Selain itu, yang tidak boleh
ditinggalkan adalah hubungan spiritual kita dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Tahukah anda bahwa kecakapan membangun hubungan dengan tiga pilar (diri sendiri, sosial, dan Tuhan) tersebut merupakan karakter-karakter yang dimiliki orang-orang sukses. Dan, saya beritahukan pada anda bahwa karakter tidak sepenuhnya bawaan sejak lahir. Karakter semacam itu bisa dibentuk. Wow, Benarkah? Saya katakan Benar! Dan pada saat anak berusia dini-lah terbentuk karakter-karakter itu. Seperti yang kita bahas tadi, bahwa usia dini adalah masa perkembangan karakter fisik, mental dan spiritual anak mulai terbentuk. Pada usia dini inilah, karakter anak akan terbentuk dari hasil belajar dan menyerap dari perilaku kita sebagai orang tua
dan dari lingkungan sekitarnya. Pada usia ini perkembang mental
berlangsung sangat cepat. Pada usia itu pula anak menjadi sangat
sensitif dan peka mempelajari dan berlatih sesuatu yang dilihatnya,
dirasakannya dan didengarkannya dari lingkungannya. Oleh karena itu,
lingkungan yang positif akan membentuk karakter yang positif dan sukses.
Lalu, bagaimana cara membangun karakter anak sejak usia dini?
Karakter akan terbentuk sebagai hasil pemahaman 3 hubungan yang pasti dialami setiap manusia (triangle relationship),
yaitu hubungan dengan diri sendiri (intrapersonal), dengan lingkungan
(hubungan sosial dan alam sekitar), dan hubungan dengan Tuhan YME
(spiritual). Setiap hasil hubungan tersebut akan memberikan
pemaknaan/pemahaman yang pada akhirnya menjadi nilai dan keyakinan anak.
Cara anak memahami bentuk hubungan tersebut akan menentukan cara anak
memperlakukan dunianya. Pemahaman negatif akan berimbas pada perlakuan
yang negatif dan pemahaman yang positif akan memperlakukan dunianya
dengan positif. Untuk itu, Tumbuhkan pemahaman positif pada diri anak sejak usia dini, salah satunya dengan cara memberikan kepercayaan pada anak
untuk mengambil keputusan untuk dirinya sendiri, membantu anak
mengarahkan potensinya dengan begitu mereka lebih mampu untuk
bereksplorasi dengan sendirinya, tidak menekannya baik secara langsung
atau secara halus, dan seterusnya. Biasakan anak bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Ingat pilihan terhadap lingkungan sangat menentukan pembentukan karakter
anak. Seperti kata pepatah bergaul dengan penjual minyak wangi akan
ikut wangi, bergaul dengan penjual ikan akan ikut amis. Seperti itulah,
lingkungan baik dan sehat akan menumbuhkan karakter sehat dan baik, begitu pula sebaliknya. Dan yang tidak bisa diabaikan adalah membangun hubungan spiritual dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Hubungan spiritual dengan Tuhan YME terbangun melalui pelaksanaan dan
penghayatan ibadah ritual yang terimplementasi pada kehidupan sosial.
Nah, sekarang kita memahami mengapa membangun pendidikan karakter anak sejak usia dini itu penting. Usia dini adalah usia emas, maka manfaatkan usia emas itu sebaik-baiknya
Lembar Jawaban Komputer (LJK)
Kegunaan Lembar Jawaban Komputer (LJK)
Penggunaan Lembar Jawaban Komputer (LJK) di Sekolah akan bermanfaat untuk :- Ujian Regular Semester (Ulangan Harian, UTS, dan UAS)
- Try Out Ujian Nasional dan SMPB
- Test Bahasa (TOEFL, TOEIC)
- Psiko Test (CFIT, Abstrak, Relasi Ruang, Mekanik, Skolastik, Klerikal)
- Kuesioner Proses Pembelajaran dan Penilaian Guru
- Biodata Guru dan Siswa Baru (PSB) selengkapnya bisa dibaca disini http://episentrum.com/software-ljk/
BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE)
Tersedia total 927 buku, Terdiri atas:
291 Buku SD
154 Buku SMP
276 Buku SMA
204 Buku SMK
2 Buku BAHASA
Selengkapnya bisa dilihat dan didonload disini
http://bse.kemdiknas.go.id/
291 Buku SD
154 Buku SMP
276 Buku SMA
204 Buku SMK
2 Buku BAHASA
Selengkapnya bisa dilihat dan didonload disini
http://bse.kemdiknas.go.id/
Pembelajaran Matematika
Silakan download file powerpoint matematika SMP yang pernah saya
download. Maaf sumbernya sudah lupa. Kalau nggak salah ada kata-kata
"Persiapan UN", maklum sudah lama ada 3 tahunan yll. Pokoknya semoga
bermanfaat dan demi kemajuan matematika.
1. Aritmatika Sosial
2. Bilangan Bulat
3. Himpunan 1
4. Himpunan 2
5. Himpunan 3
6. Himpunan 4
7. Himpunan 5
8. Pembahasan Soal Himpunan 1
9. Pembahasan Soal Himpunan 2
10. Pembahasan Soal Himpunan dan Aritmatika Sosial
11. Persamaan Garis Lurus
12. Persamaan Linear dua variabel
13. Persamaan Linear dua variabel 2
14. Persamaan dan Pertidaksamaan satu variabel
15. Pembahasan Soal Persamaan Linear dua variabel
16. Segiempat
17. Melukis Bangun Datar
18. Kesebangunan
19. Pengubinan
20. Lingkaran 1
21. Lingkaran 2
22. Lingkaran 3
23. Garis Singgung Lingkaran
24. Pembahasan Soal Lingkaran
25. Kubus Balok dan Tabung
26. Limas dan Kerucut 1
27. Limas dan Kerucut 2
28. Pembahasan Soal Lingkaran dan Bangun Ruang
29. Pembahasan Soal 1
30. Pembahasan Soal 2
31. Pembahasan Soal 3
32. Pembahasan Soal 4
33. Pembahasan Soal 5
34. Pembahasan Soal 6
35. Pembahasan Soal 7
36. Pembahasan Soal 8
1. Aritmatika Sosial
2. Bilangan Bulat
3. Himpunan 1
4. Himpunan 2
5. Himpunan 3
6. Himpunan 4
7. Himpunan 5
8. Pembahasan Soal Himpunan 1
9. Pembahasan Soal Himpunan 2
10. Pembahasan Soal Himpunan dan Aritmatika Sosial
11. Persamaan Garis Lurus
12. Persamaan Linear dua variabel
13. Persamaan Linear dua variabel 2
14. Persamaan dan Pertidaksamaan satu variabel
15. Pembahasan Soal Persamaan Linear dua variabel
16. Segiempat
17. Melukis Bangun Datar
18. Kesebangunan
19. Pengubinan
20. Lingkaran 1
21. Lingkaran 2
22. Lingkaran 3
23. Garis Singgung Lingkaran
24. Pembahasan Soal Lingkaran
25. Kubus Balok dan Tabung
26. Limas dan Kerucut 1
27. Limas dan Kerucut 2
28. Pembahasan Soal Lingkaran dan Bangun Ruang
29. Pembahasan Soal 1
30. Pembahasan Soal 2
31. Pembahasan Soal 3
32. Pembahasan Soal 4
33. Pembahasan Soal 5
34. Pembahasan Soal 6
35. Pembahasan Soal 7
36. Pembahasan Soal 8
Selasa, 03 April 2012
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Realistik Materi Penjumlahan dan Perkalian Bentuk Aljabar di kelas VIII SMP Negeri 37 OKU
I. PENDAHULUAN
Kondisi yang mewarnai pembelajaran matematika saat ini
adalah seputar rendahnya kualitas (baca:mutu)
pendidikan matematika, (Marpaung, 2001; Sembiring, 2001; Hadi, 2002; Fauzan,
2002). Laporan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tiga tahun ini
menunjukkan bahwa mutu pendidikan matematika yang ditandai dengan nilai
rata-rata ujian nasional pada tingkat nasional masih yang terendah dibandingkan
dengan mata pelajaran yang lain (Depdiknas, 2008).
Menurut Djaali (2007), Sukmadinata (2006) mengemukakan
bahwa mutu pendidikan dicerminkan oleh kompetensi lulusan yang dipengaruhi oleh
kualitas proses dan isi pendidikan, mutu dipandang hasil tetapi dapat pula
dilihat dari proses pembelajaran di kelas, mutu lulusan yang rendah dapat
menimbulkan berbagai masalah, seperti tidak dapat melanjutkan studi, tidak
dapat menyelesaikan studinya pada jenjang lebih tinggi.
Jika ditinjau dari proses belajar mengajar, terdapat
beberapa hal yang sangat mendasar dan perlu mendapat perhatian khusus, hal
tersebut didasarkan pada hasil diskusi dari beberapa rekan guru dalam forum
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) mengungkapkan bahwa: (1) sangat sulit
menerapkan model ataupun pendekatan pada RPP yang mereka buat, sehingga RPP
yang dibuat belum mencerminkan model atau pendekatan yang mereka pilih, (2) RPP
yang dibuat tidak dilengkapi LKS, buku siswa yang sesuai, karena mereka belum
mengetahui benar bagaimana model atau pendekatan yang mereka pilih, (3)
khususnya dalam penyajian materi masih terdapat beberapa masalah dalam
pembelajaran
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 yang
menjadi acuan sekarang ini antara lain menyatakan bahwa dalam kegiatan
pembelajaran guru hendaknya menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode
dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif, penataan materi
pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan
karaktristik siswa. Pengajaran ini dimulai dari hal-hal konkret dilanjutkan
ke hal yang abstrak. Pengajaran di SMP, terutama diarahkan agar siswa memiliki
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta
memiliki sikap menghargai matematika dan kegunaannya dalam kehidupan, harapan
tersebut tidak sejalan dengan situasi dan kondisi pembelajaran matematika di
kelas selama ini dalam belajar adalah pembelajaran secara konvensional dimana
siswa hanya menerima saja apa yang disampaikan oleh guru, urutan penyajian
bahan dimulai dari abstrak ke konkret, yang bertentangan dengan perkembangan
kognitif siswa dan kurang memanfaatkan lingkungan siswa sebagai sumber belajar
(Soedjadi, 2001a).
Pembelajaran matematika realistik adalah pendekatan
pendidikan matematika yang telah dikembangkan dan diterapkan di Belanda sejak
tahun 1971. Pendekatan ini mengacu pada pendapat Freudental (dalam Gravemeijer,
1994:82), yang menyatakan bahwa pendidikan matematika harus dikaitkan dengan
realita dan kegiatan manusia. Pendekatan itu dikenal dengan nama Realistic Mathematics Education (RME).
Dalam bahasa Indonesia, secara operasional RME itu
semakna dengan Pembelajaran Matematika Realistik. Oleh karena itu setelah
melalui berbagai penyesuaian, RME itu dicoba dikembangkan dan diterapkan di
Indonesia dengan nama Pembelajaran Matematika Realistik (PMR).
Soedjadi (2001a:2-3), mengemukakan bahwa PMR pada
dasarnya adalah pemanfaatan realita dan lingkungan yang telah dipahami siswa
untuk memperlancar proses pembelajaran matematika, dengan harapan agar tujuan pembelajaran
matematika dapat dicapai lebih baik dari pada masa yang lalu. Yang dimaksud
realita adalah hal-hal nyata atau konkret, yang dapat diamati atau
dipahami siswa melalui membayangkan. Sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan
adalah lingkungan tempat siswa berada, baik lingkungan sekolah, keluarga maupun
masyarakat yang dapat dipahami siswa. Dengan kata lain yang dimaksud dengan
lingkungan adalah kehidupan sehari-hari yang dialami atau dapat dipahami siswa.
Jelaslah bahwa dalam PMR pembelajaran tidak dimulai dari
definisi, teorema atau sifat-sifat kemudian dilanjutkan dengan contoh-contoh,
seperti yang selama ini dilaksanakan di berbagai sekolah. Namun sifat-sifat,
definisi dan teorema itu diharapkan seolah-olah ditemukan kembali oleh siswa
melalui penyelesaian masalah kontekstual yang diberikan guru di awal
pembelajaran. Dengan demikian dalam PMR siswa didorong atau ditantang untuk
aktif bekerja, bahkan diharapkan dapat mengkonstruksi atau membangun sendiri
pengetahuan yang diperolehnya.
Gravemeijer (1994: 90-91), mengemukakan bahwa ada tiga
prinsip kunci (utama) dalam Pembelajaran Matematika Realistik, yaitu: guided reinvention/ progressive
mathematizing (penemuan kembali),
didactical phenomenology (fenomena mendidik) dan self-developed models (mengembangkan
model sendiri).
Soedjadi (2001a:3-4), menjelaskan bahwa dalam penerapan
PMR yang beroriantasi pada pemecahan masalah kontekstual semenjak awal
pembelajaran, perlu dipikirkan masalah-masalah sederhana yang memungkinkan
siswa dapat melakukan kegiatan yang mengarah kepada pembentukan konsep antara
(misalnya konsep antara ke-1). Setelah konsep antara ke-1 diperoleh, mungkin
diperlukan konsep antara ke-2, yang dibangun sejalan dengan konsep antara ke-1.
Pencapaian konsep-konsep antara ke-1, ke-2 dan seterusnya. memungkinkan
dilakukan dengan berbagai cara berbeda oleh siswa melalui kegiatan informal
matematika. Baru kemudian kegiatan diarahkan agar siswa dapat membangun sendiri
konsep utama yang menjadi tujuan pembelajaran utama.
Terkait dengan prinsip dan karakteristik PMR, Fauzi
(2002), mengemukakan adanya lima langkah kegiatan inti dalam pembelajaran
matematika realistik, yaitu: (1) Memahami masalah kontekstual, (2)
Menjelaskan masalah kontekstual, (3) Menyelesaikan masalah kontekstual, (4)
Membandingkan jawaban dan (5) Menarik kesimpulan. Menjelaskan masalah
kontekstual seperti dikemukakan Fauzi (2002), itu masih termasuk kedalam
langkah memahami masalah kontekstual. Oleh karena itu dengan mengacu pada
pendapat Gravemeijer (1994:93-94), Soedjadi (2001a:3-4), Fauzi (2002) dan
memperhatikan pengertian, prinsip utama serta karakteristik PMR, sebagaimana
dikemukakan di atas, maka langkah-langkah kegiatan pembelajaran inti PMR yang
digunakan dalam penelitian ini terdiri atas empat langkah, yaitu: memahami
masalah kontekstual, mendeskripsikan dan menyelesaikan masalah kontekstual,
membandingkan dan mendiskusikan jawaban dan menarik kesimpulan.
Observasi ini saya laksanakan sebagai tugas mata kuliah
Pendidikan matematika Realistik yang di ajarkan oleh Prof. Dr. Zulkardi
M.I.Komp.M.Sc. Kami diminta untuk membuat lesson (Perangkat Pembelajaran PMRI)
dan di praktekkan di sebuah sekolah yang kami kunjungi. Kebetulan saya melakukannya di SMP tempat
saya mengajar Yaitu di SMP Negeri 37 Kabupaten Ogan Komering Ulu..
Materi yang
saya pilih yaitu “ Penjumlahan dan perkalian Suku Aljabar”. Materi ini di
ajarkan pada kelas VIII, Mengapa
saya mengambil materi ini? Dari pengalaman saya dan beberapa guru matematika yang tergabung dalam MGMP
matematika sekolah dikabupaten OKU pada umumnya mereka mengatakan anak-anak
tersebut mengalami kesulitan apabila ketemu soal yang menyangkut konsep penjumlahan
dan perkalian bentuk aljabar. Begitupun hal yang saya temui di kelas IX
saat membahas soal-soal yang menyangkut konsep penjumlahan dan perkalian
bentuk aljabar. Pada materi ini siswa masih kesulitan memahami konsepnya karena
selama ini pembelajaran yang dilakukan masih memakai gaya lama. Menurut Soejadi (2000:1) Pembelajaran
matematika di sekolah masih mengikuti kebiasaan dengan urutan diterangkan di
berikan contoh dan diberikan latihan.
Itulah
sebabnya saya tertarik untuk memilih materi ini yang diajarkan dengan
menggunakan pendekatan PMRI, dimana anak-anak diajak belajar dengan menggunakan
benda yang konkret.. Ternyata anak-anak tersebut sangat antusias dan senang
sekali sebab mereka tidak langsung disuguhi dengan angka-angka dan rumus-rumus
yang langsung jadi. Semua mereka dapatkan sendiri melalui proses pembelajaran
diskusi mereka dan akhirnya menarik kesimpulan dari apa yang didiskusikanya..
Untuk tugas mata
kuliah ini karena waktunya pada semester genab dan siswa sedang melaksanakan
semesteran maka saya mengambil sample beberapa orang saja dalam satu kelas
yaitu kelas VIII B dan hanya satu kali pertemuan maka saya ambil yang sederhana
saja. Tapi seandainya pengajaran ini kelak dipraktekkan dengan sebenarnya ,
mungkin banyak sekali manfaatnya bagi siswa, selain mereka belajar matematika
menyenangkan, ingatan mereka tentang konsep penjumlahan dan perkalian bentuk
aljabar ini juga juga akan bertahan lama sebab biasanya apabila pembelajaran
itu dikaitkan dengan benda koonkret ia akan sangat melekat di ingatan siswa dan
itu akan bertahan lama.
III. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
a.
Kegiatan Pendahuluan
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
dan pokok-pokok materi yang akan dipelajari
1.
Apersepsi,
yaitu melalui Tanya jawab dengan siswa, guru mengingatkan tentang konsep
penjumlahan dan perkalian yang telah dipelajari sebelumnya
2.
penjelasan tentang pembagian kelompok dan cara belajar.
Tiap kelompok terdiri dari 4- 5 orang yang kemampuanya Hetrogen
b. Kegiatan Inti
1.
Siswa membentuk kelompok belajar yang diimformasikan guru
2.
Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS)
3.
Siswa bekerja dalam kelompok menyelesaikan permasalahan 1
yang ada dalam LKS dengan menggunakan benda-benda konkret yang dibawa siswa
dalam kantong plastik.
4.
Siswa wakil kelompok mempersentasikan hasil diskusi
kelompoknya dan kelompok lain menangapi hasil kerja kelompok yang mendapat
tugas.
5.
Siswa mengerjakan permasalahan ke dua dengan permasalahan
yang dibuat oleh guru dalam lembar kerja siswa untuk menghitung jumlah siswa
laki-laki dan perempuan didua kelas yang berbeda. (data Absen Siswa)
6.
Siswa wakil kelompok mempersentasikan hasil diskusi
kelompoknya dan kelompok lain menangapi hasil kerja kelompok yang mendapat
tugas.
7.
Siswa mengerjakan
permasalahan ketiga dengan sebelumnya mendapat penjelasan dari guru
langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukanya dalam penggunaan media Ubin
8.
Siswa wakil kelompok mempersentasikan hasil diskusi
kelompoknya dan kelompok lain menangapi hasil kerja kelompok yang mendapat tugas.siswa
membuat kesimpulan dari diskusi yang
dilakukanya.
9.
guru menjelaskan aturan perkaliaan dalam bentuk aljabar
dan mengingatkan mereka kembali dengan pembelajaran sebelumnya tentang sifat
distributif dalam perkalian serta
penggunaan media ubin dalam pembelajaran perkalian bentuk aljabar
10.
dengan bimbingan guru Siswa mengerjakan permasalahan
keempat dengan menggunakan media ubin
dalam menentukan perkalian bentuk aljabar dan mempersentasikanya kedepan
11.
Siswa membuat kesimpulan dari apa yang telah dikerjakanya.
12.
Guru mengadakan refleksi dengan menanyakan kepada siswa
tentang hal-hal atau materi yang belum dipahaminya dengan baik, kesan dan pesan
atau hal-hal yang dirasakan selama mengikuti pembelajaran.
c. Kegiatan Akhir (penutup)
1.
Guru dan siswa membuat kesimpulan akhir tentang
penjumlahan dan perkalian bentuk aljabar
2.
Siswa diberikan pekerjaan rumah (PR) tentang penjumlahan
dan perkalian bentuk aljabar.
IV. KARAKTERISTIK PMRI
Keterkaitan Pembelajaran pada
materi Penjumlahan dan Perkalian Bentuk aljabar ini dengan kelima karakte-ristik PMRI,
yaitu:
1. Menggunakan konteks
Konteks
yang digunakan adalah daun pohon karet, biji pohon karet, lidi dan batu kerikil
yang semuanya didapat siswa dengan mudah dari sekeling sekolah. Penggunaan
konteks tersebut bertujuan agar proses berfikir siswa terjadi sehingga dengan
menggunakan benda-benda konkret dapat melakukan proeses pemikiran menjumlahkan
benda-benda yang sama atau sejenis.
2.
Menggunakan model
Pola Ubin yang digunting-gunting siswa
merupakan model dalam pembelajaran, dengan menggunakan model ubin atau metode
ubin siswa dapat dengan mudah menjumlahkan dan mengalikan bentuk aljabar. Dan juga
siwa dapat dengan mudah menarik suatu kesimpulan dari model yang merka buat
dalam menjumlakan dan mengalikan bentuk aljabar.
3. Menggunakan kontribusi siswa
Kontribusi
yang besar pada proses belajar mengajar diharapkan dari kontribusi siswa
sendiri yang mengarahkan mereka dari metode informal mereka ke arah yang lebih
formal. Siswa diberi
kesempatan untuk bekerja, berpikir dan mengkomunikasikan pendapat mereka dan
guru hanya bertindak sebagai pembimbing (fasilitator), moderator dan evaluator.
4.
Interaktivitas
Guru sebagai fasilitator memberikan
arahan/petunjuk untuk mengatur mereka sehingga siswa dapat
berberinteraksi antara sesama siswa, siswa dengan guru, baik dalam diskusi,
kerja sama dan evaluasi.
5. Terintegrasi dengan topik pembelajaran lainnya.
Dengan melakukan kegiatan
pembelajaran, siswa dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahn yang
ditemukanya dalam pelajaran matematika dan IPA. Hal ini tentunya sangat menarik
bagi siswa sehingga siswa dapat mengembangkan pengetahuanya dalam pembelajaran
dengan membuat model-model pembelajaran yang ada kaitanya dengan pelajaran yang
diikutinya.
V.
PRINSIP-PRINSIP PMRI
Keterkaitan pembelajaran pada
materti Penjumlahan dan perkalian bentuk aljabar ini dengan 3 prinsip-prinsip
PMRI,yaitu:
- Menggunakan konteks, benda-benda konkret yang ada disekitar sekolah merupakan fenomena-fenomena mendidik yang mengandung konsep matematika. Siswa diberi kesempatan untuk mengkontruksi konsep-konsep matematika atau mengalami sendiri proses yang sama saat mereka melakukan penjumlahan dan perkalian bentuk aljabar dengan secara langsung menggunakan benda-benda
- Dari konteks tersebut dapat dijadikan bahan dalam pembelajaran matematika yang berangkat dari keadaan yang real bagi siswa sebelum mencapai tingkatan-tingkatan matematika formal.
- Adanya model berupa ubin pada buku mereka. Membandingkan pola pembelajaran yang ada dibuku paketnya dengan apa yang sudah dialaminya dalam pembelajaran, sehingga mereka mengetahui pembelajaran mana yang lebih baik digunakan dalam mengingat pembelajaran yang dibahas. Pola ubin yang digunakan berperan sebagai jembatan antara pengetahuan informal dan matematika formal
VI.
KESIMPULAN
a.
Kesimpulan
Dari hasil pembelajaran yang saya
lakukan pada materi penjumlahan dan perkalian bentuk aljabar dengan pendekatan
PMRI di SMP Negeri 37 OKU dapat disimpulkan bahwa anak-anak tersebut
sangat menyenangi cara pembelajaran seperti itu. Pertama dengan menggunakan
daun pohon karet, biji pohon karet lidi dan batu kerikil dipikiran mereka sudah
muncul pertanyaan-pertanyaan dan jawaban yang sesuai dengan pola pikirnya..Kedua
dengan menghitung jumlah siswa laki-laki dan perempuan dalam dua kelas yang
berbeda mereka mulai memahami apa yang akan dipelajarinya. Ketiga dengan
menggunakan model ubin dan menggantikan variable-variabelnya dalam bentuk x dan
y siswa tidak mengalami kebingungan lagi dalam menjumlahkan, sehingga mereka
tinggal mengelompokkan variable-variabel yang sama untuk dijumlahkan. Keempat
dengan menngunakan metode ubin siswa lebih memahami dan mampu menyimpulkan
dalam menjumlahkan dan mengalikan bentuk aljabar
Siswa
dengan senang melakukan diskusi dan lebih aktif dalam pembelajaran. Mereka
termotivasi dengan pembelajaran baik dalam diskusi maupun bertanya kepada guru
mengenai hal-hal yang belum dipahaminya dalam Guru sudah memulainya dengan
sesuatu yang bentuknya konkreet ke yang abstrak, dari model of ke model for,
dan dari informal ke formal. Itu
artinya guru sudah bertindak sebagai fasilitator, moderator dan evaluator. Dan pada
pembelajaran ini sudah ada keterkaitannya dengan 3 prinsip dan 5
karakteristik dalam PMRI.
b. Saran
Pembelajaran matematika berjalan
secara efektif, jika kebutuhan akan perangkat pembelajaran terpenuhi oleh guru,
olehnya itu hasil pengembangan ini dapat digunakan dalam proses belajar
mengajar untuk mendapatkan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan,
disamping itu dapat menghasilkan hasil belajar yang maksimal.
Sebagai perluasan hasil praktek
pembelajaran ini, maka disarankan pula kepada guru matematika untuk melakukan
inovasi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
matematika realistik pada materi-materi yang lain agar siswa tertarik, senang
dan aktif dalam belajar matematika.
Daftar Pustaka:
Zulkardi.2002.Developing a ‘rich’ learning
environment on Realistic Mathematics
Wagiyo.A,
dkk. 2008. Pegangan
Belajar Matematika. Depdiknas.
Dewi Nuharini&Tri Wahyuni.2008. Matematika
Konsep dan Aplikasinya. Depdiknas.
Wintarti,Atik, dkk.2008. Contextual Teaching and Learning
Matematika. Depdiknas.
Hadi,
Sutarto. 2005. Pendidikan
Matematika Realistik. Tulip. Banjarmasin
Karso. 2009. Kajian Kesetaraan antara Pendekatan
Kontekstual dengan Realistikc
Langganan:
Postingan (Atom)