SELAMAT DATANG DI BLOG PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

SELAMAT DATANG DI BLOG PENDIDIKAN SMP NEGERI 37 OKU PROPINSI SUMATERA SELATAN

Rabu, 30 Januari 2013

POS UJIAN NASIONAL 2013

PERATURAN POS UJIAN NASIONAL SMP-SMA-SMK BISA DIUNDUH DISINI
http://www.bsnp-indonesia.org/

Sabtu, 19 Januari 2013

Draft Kurikulum 2013

Pengembangan Kurikulum 2013 Meliputi SD,SMP,SMA dan SMK merupakan bagian dari strategi meningkatkan capaian pendidikan. Disamping kurikulum, terdapat sejumlah faktor diantaranya: lama siswa bersekolah; lama siswa tinggal di sekolah; pembelajaran siswa aktif berbasis kompetensi; buku pegangan atau buku babon; dan peranan guru sebagai ujung tombak pelaksana pendidikan.

Sejumlah hal yang menjadi alasan pengembangan Kurikulum 2013 adalah
  1. Perubahan proses pembelajaran (dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu) dan proses penilaian [dari berbasis output menjadi berbasis proses dan output] memerlukan penambahan jam pelajaran;
  2. Kecenderungan akhir-akhir ini banyak negara menambah jam pelajaran (KIPP dan MELT di AS, Korea Selatan);
  3. Perbandingan dengan negara-negara lain menunjukkan jam pelajaran di Indonesia relatif lebih singkat, dan
  4. Walaupun pembelajaran di Finlandia relatif singkat, tetapi didukung dengan pembelajaran tutorial

Ada juga Presentasi Draft Kurikulum 2013 yang bisa anda download [PDF] dan [PPtx] yang berisi :
  • Pengantar
  • Strategi Pengembangan Pendidikan
  • Rasional Pengembangan Kurikulum
  • Kerangka Kerja Pengembangan Kurikulum
  • Elemen Perubahan Kurikulum
  • Standar Kompetensi Lulusan
  • Struktur Kurikulum
  • Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
  • Faktor Pendukung Keberhasilan implementasi Kurikulum
  • Strategi Implementasi
  • Jadwal

Draft Kurikulum 2013 untuk SD

Peta Kompetensi Dasar Mata Pelajaran SD

Kompetensi Dasar MATA PELAJARAN (5 mata pelajaran) SD
Kompetensi Dasar PPKn SD_Final
Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia SD_Final
Kompetensi Dasar Matematika SD_Final
Kompetensi Dasar Penjasorkes SD_Final
Kompetensi Dasar Seni Budaya dan Prakarya SD_Final

Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Islam SD dan Silabus PAI SD
Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Katolik SD
Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Kristen SD
Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Hindu SD
Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Budha SD
Kompetensi Dasar Pendididkan Agama Konghuchu SD

Draft kurikulum 2013 untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Kompetensi Inti SMP

Peta Kompetensi Dasar Mata Pelajaran SMP

Kompetensi Dasar PPKn SMP
Kompetensi Dasar Matematika SMP
Kompetensi Dasar IPA SMP
Kompetensi Dasar IPS SMP
Kompetensi Dasar Penjasorkes SMP
Kompetensi Dasar Bhs. Inggris SMP

Peta Kompetensi Dasar Pendidikan Agama_SMP

Kompetensi Dasar Agama Islam SMP
Kompetensi Dasar Agama Katolik SMP
Kompetensi Dasar Agama Hindu SMP
Kompetensi Dasar Agama Buddha SMP
Kompetensi Dasar Agama Khonghucu SMP

Draft kurikulum 2013 untuk SMA Sekolah Menengah Atas  menyusul 
Draft kurikulum 2013 untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menyusul


Sumber Reffrensi Terkait Kumpulan Draft Kurikulum 2013 SD,SMP,SMA,SMK Terbaru : http://urip.wordpress.com/2012/11/27/inilah-draft-kurikulum-2013-sd-smp-sma-smk-selengkapnya/

Kamis, 17 Januari 2013

PERAN GURU DI MASA GLOBAL




Pendidikan merupakan upaya yang mencakup penanaman (internalisasi) nilai-nila dan norma-norma dalam menempuh hidup dan kehidupan. Usaha tersebut dapat dilaksanakan dengan mempengaruhi, membimbing, melatih, mengarahkan, membina, mengantar, memberdayakan dan. mengembangkan kepri¬badian subjek didik menuju masa depan yang bebas, mandiri dan bertanggungjawab dalam berfikir, bersikap dan bertindak.

Paulo Freire, seorang pakar pendidikan dari Amerika Latin, mendifinisikan pendidikan sebagai upaya seorang manusia yang dilakukan terhadap manusia lainnya untuk merubah sikap, prilaku dan pengetahuannya dan yang tidak beradab kepada manusia yang tinggi akan nilai peradabannya. Maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan sebuah proses, dimana dalam proses tersebut melibatkan beberapa unsur pendidikan terutama pendidikarl sekolah. Salah satu unsur terpenting dalam proses pendidikan untuk membangun kedewasaan anak didik adalah kegiatan belajar mengajar. Karena pentingnya unsur mengajar ini, maka bidang studi apapun membutuhkan strategi dan pendekatan mengajar yang efektif.

Baik untuk mata ajar ilmu sosial,maupun eksakta, atau lebih khusus lagi matematika dan ilmu pengetahuan alam. Untuk kedua ilmu yang disebut terakhir dalam kenyataannya seringkali dianggap sebagai momok. Karena dianggap sulit dan menjenuhkan bagi para siswa. Oleh karma itu, pelajaran matematika sering kali menakutkan bagi kebanyakan siswa. Dalam hal ini mereka beranggapan bahwa hanya orang-orang tertentu sajalah yang mampu memahami dan menguasainya. Padahal matematika dan ilmu pasti lainnya adalah jenis mata pelajaran yang sangat mudah. Karena mata pelajaran tersebut konsisten (tidak pernah berubah) sifatnya.

Anggapan bahwa matematika sulit dan menjenuhkan mungkin saja disebabkan oleh beberapa faktor, strukturnya yang hinarkis membuat kita sulit melangkah ke tingkatan lebih tinggi tanpa menguasi terlebih dahulu suatu atau beberapa tingkatan sebelumnya.  Di samping itu, pengetahuan dasar tentang matematika (penjumlahan, pengurangan, pembagian dan perkalian), ketekunan, pengaruh lingkungan/ tempat tinggal, metode pengajaran yang tidak efektif. Akibatnya, berkembanglah image tentang guru matematika. Image itu kemudian dibahasakan dengan berbagai atribut atau julukan yang dialamatkan kepada guru.

Hampir di seluruh sekolah, setiap guru ma¬tematika punya julukan tersendiri yang  diberikan siswa. Pak Kuadrat, Pak Himpunan, Pak Integral, Bu Ember dan sebagainya adalah sebagian dari atribut atau julukan untuk menggambarkan guru matematika yang kejam, suka memukul, dan suka merepet. Di samping itu, ada banyak daftar gelar yang disandangkan kepada para guru matematika. Semuanya memberikan kesan menakutkan, menjengkelkan, dan sebagainya. Secara psikologi, hal ini akan berakibat kurangnya kecintaan siswa-siswi pada sang guru dan mata pelajaran atau materi yang terkandung di dalamnya. Hasilnya, proses belajar-mengajar tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan, malah matematika menjadi "musuh" bagi para siswa.

Pendekatan quantum
Mulai dari fenomena di atas, maka untuk menghilangkan image negatif kepada pelajaran matematika sekaligus guru yang mengajarkannya, maka dibutuhkan suatu metode dan pendekatan pengajaran yang bermotivasi, menarik, efektif dan anak didik dalam mempelajari pelajaran yang pada hakikatnya tergolong mudah itu. Sehingga, tumbuh dan berkembang dalam diri siswa rasa cinta terhadap guru yang mengajarkan pelajaran matematika. Metode dan pendekatan yang telah terbukti berhasil dan umum digunakan oleh banyak sekolah maju di dunia dalam era mutakhir ini dikenal dengan metode quantum.

Metode ini berdasarkan beberapa basil penelitian telah membuktikan efektifitas dan berpotensi efesiensinya, serta dalam membangkitkan motivasi belajar siswa. Keberhasilan metode tinggi ini, ditunjukkan dan basil penelitian yang dilakukan oleh Jeannette Vos Groenendal. Hasilnya, metode ini telah mampu meningkatkan; motivasi tinggi, nilai belajar terbaik, keyakinan dan kemauan, dan mempertahankan keteram¬pilan yang sudah diajarkan oleh guru yang berpotensi tinggi.

Sementara metode quantum itu sendiri hanyalah istilah yang digunakan untuk sebuah interaksi/proses pembelajaran yang mengkombinasikan metode, falsafah, sugesti, pencepatan belajar, motivasi, hiburan, permainan/simulasi, berpikir positif, kebugaran fisik dan emosional serta merangsang fungsi otak.
Di sisi lain, quantum juga bermakna bahwa suatu interaksi yang harus melibatkan aspek kepribadian manusia secara aktual, meliputi pikiran, perasaan, bahasa tubuh, pengetahuan, sikap, keyakinan dan pengakuan. Di samping itu, lingkungan belajar menyusun bahan pengajaran yang sesuai, cara penyajian yang efektif dan keterlibatan aktif siswa, juga sangat menentukan keberhasilan proses belajar- mengajar. Kondisi ini diciptakan agar para siswa tertarik kepada meteri pelajaran sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara mandiri, efektif, kreatif, partisipatif dan fleksibel.
Efektifitas metode ini, terutama dalam membangkitkan motivasi belajar siswa tergambar dalam sebuah pernyataan "apa yang Anda lakukan jika Anda tahu Anda tak mungkin gagal". Demikian kalimat singkat namun penuh semangat.

Membina siswa agar akrab dengan guru
Seperti penulis gambarkan bahwa mempelajari matematika tidaklah semudah mempelajari-ilmu sosial lainnya. Oleh karenanya pendekatan quantum menjadi suatu formulasi baru dalam proses ini. Sebenarnya model pendekatan ini tidak terasa asing lagi bagi para siswa karena sebagian dari metode ini sudah didapat dalam proses belajar-mengajar sebelumnya. Namun demikian masih terdapat banyak hal yang bertentangan dengan metode ini. Terutama karakter para guru matematika itu sendiri. Misalkan saja sikap guru yang kaku, terkesan tidak akrab dengan siswa dan sebagainya.
Salah satunya dengan merayakan keberhasilan mereka atau pemberian hadiah. Ini adalah saat sangat penting yang memudahkan mereka mengingat kembali prestasi mereka di masa lalu.

Minggu, 28 Oktober 2012

Peran, Fungsi, Tujuan, dan Karakteristik Matematika Sekolah


Peran Matematika Sekolah
Sesuai dengan tujuan diberikannya matematika di sekolah, kita dapat melihat bahwa matematika sekolah memegang  peranan sangat penting. Anak didik memerlukan matematika untuk memenuhi kebutuhan praktis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, dapat berhitung, dapat menghitung isi dan berat, dapat mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menafsirkan data, dapat menggunakan kalkulator dan komputer. Selain itu, agar mampu mengikuti pelajaran matematika lebih lanjut, membantu memahami bidang studi lain seperti fisika, kimia, arsitektur, farmasi, geografi, ekonomi, dan sebagainya, dan agar para siswa dapat berpikir logis, kritis, dan praktis, beserta bersikap positif dan berjiwa kreatif.
Sebagai warga negara Indonesia yang berhak mendapatkan pendidikan seperti yang tertuang dalam UUD 1945, tentunya harus memiliki pengetahuan umum minimum. Pengetahuan minimum itu diantaranya adalah matematika. Oleh sebab itu, matematika sekolah sangat berarti baik bagi para siswa yang melanjutkan studi maupun yang tidak.
Bagi mereka yang tidak melanjutkan studi, matematika dapat digunakan dalam berdagang dan berbelanja, dapat berkomunikasi melalui tulisan/gambar seperti membaca grafik dan persentase, dapat membuat catatan-catatan dengan angka, dan lain-lain. Kalau diperhatikan pada berbagai media massa, seringkali informasi disajikan dalam bentuk persen, tabel, bahkan dalam bentuk diagram. Dengan demikian, agar orang dapat memperoleh informasi yang benar dari apa yang dibacanya itu, mereka harus memiliki pengetahuan mengenai persen, cara membaca tabel, dan juga diagram. Dalam hal inilah matematika memberikan peran pentingnya.
Sejalan dengan kemajuan jaman, tentunya pengetahuan semakin berkembang. Supaya suatu negara bisa lebih maju, maka negara tersebut perlu memiliki manusia-manusia yang melek teknologi. Untuk keperluan ini tentunya mereka perlu belajar matematika sekolah terlebih dahulu karena matematika memegang peranan yang sangat penting bagi perkembangan teknologi itu sendiri. Tanpa bantuan matematika tidak mungkin terjadi perkembangan teknologi seperti sekarang ini.
Namun demikian, matematika dipelajari bukan untuk keperluan praktis saja, tetapi juga untuk perkembangan matematika itu sendiri. Jika matematika tidak diajarkan di sekolah maka sangat mungkin matematika akan punah. Selain itu, sesuai dengan karakteristiknya yang bersifat hirarkis, untuk mempelajari matematika lebih lanjut harus mempelajari matematika level sebelumnya. Seseorang yang ingin menjadi ilmuawan dalam bidang matematika, maka harus belajar dulu matematika mulai dari yang paling dasar.
Jelas bahwa matematika sekolah mempunyai peranan yang sangat penting baik bagi siswa supaya punya bekal pengetahuan dan untuk pembentukan sikap serta pola pikirnya, warga negara pada umumnya supaya dapat hidup layak, untuk kemajuan negaranya, dan untuk matematika itu sendiri dalam rangka melestarikan dan mengembangkannya.

Fungsi Matematika Sekolah
Fungsi matematika adalah sebagai media atau sarana siswa dalam mencapai kompetensi. Dengan mempelajari materi matematika diharapkan siswa akan dapat menguasai seperangkat kompetensi yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, penguasaan materi matematika bukanlah tujuan akhir dari pembelajaran matematika, akan tetapi penguasaan materi matematika hanyalah jalan mencapai penguasaan kompetensi. Fungsi lain mata pelajaran matematika sebagai: alat, pola pikir, dan ilmu atau pengetahuan. Ketiga fungsi matematika tersebut hendaknya dijadikan acuan dalam pembelajaran matematika sekolah.
Dengan mengetahui fungsi-fungsi matematika tersebut diharapkan kita sebagai guru atau pengelola pendidikan matematika dapat memahami adanya hubungan antara matematika dengan berbagai ilmu lain atau kehidupan. Sebagai tindaklanjutnya sangat diharapkan agar para siswa diberikan penjelasan untuk melihat berbagai contoh penggunaan matematika sebagai alat untuk memecahkan masalah dalam mata pelajaran lain, dalam kehidupan kerja atau dalam kehidupan sehari-hari. Namun tentunya harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa, sehingga diharapkan dapat membantu proses pembelajaran matematika di sekolah.
Siswa diberi pengalaman menggunakan matematika sebagai alat untuk memahami atau menyampaikan suatu informasi misalnya melalui persamaan-persamaan, atau tabel-tabel dalam model-model matematika yang merupakan penyederhanaan dari soal-soal cerita atau soal-soal uraian matematika lainnya. Bila seorang siswa dapat melakukan perhitungan, tetapi tidak tahu alasannya, maka tentunya ada yang salah dalam pembelajarannya atau ada sesuatu yang belum dipahami. Belajar matematika juga merupakan pembentukan pola pikir dalam pemahaman suatu pengertian maupun dalam penalaran suatu hubungan di antara pengertian-pengertian itu.
Dalam pembelajaran matematika, para siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek (abstraksi). Dengan pengamatan terhadap contoh-contoh diharapkan siswa mampu menangkap pengertian suatu konsep. Selanjutnya dengan abstraksi ini, siswa dilatih untuk membuat perkiraan, terkaan, atau kecenderungan berdasarkan kepada pengalaman atau pengetahuan yang dikembangkan melalui contoh-contoh khusus (generalisasi). Di dalam proses penalarannya dikembangkan pola pikir induktif maupun deduktif. Namun tentu kesemuanya itu harus disesuaikan dengan perkembangan kemampuan siswa, sehingga pada akhirnya akan sangat membantu kelancaran proses pembelajaran matematika di sekolah.
Fungsi matematika yang ketiga adalah sebagai ilmu pengetahuan, oleh karena itu, pembelajaran matematika di sekolah harus diwarnai oleh fungsi yang ketiga ini. Sebagai guru harus mampu menunjukkan bahwa matematika selalu mencari kebenaran, dan bersedia meralat kebenaran yang telah diterima, bila ditemukan kesempatan untuk mencoba mengembangkan penemuan-penemuan sepanjang mengikuti pola pikir yang sah.
Dalam buku standar kompetensi matematika Depdiknas, secara khusus disebutkan bahwa fungsi matematika adalah mengembangkan kemampuan berhitung, mengukur, menurunkan rumus dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui pengukuran dan geometri, aljabar, peluang dan statistika, kalkulus dan trigonometri. Metamatika juga berfungsi mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan melalui model matematika, diagram, grafik, atau tabel.

Tujuan Matematika Sekolah
Matematika diajarkan di sekolah membawa misi yang sangat penting, yaitu mendukung ketercapaian tujuan pendidikan nasional. Secara umum tujuan pendidikan matematika di sekolah dapat digolongkan menjadi :
1.      Tujuan yang bersifat formal, menekankan kepada menata penalaran dan membentuk kepribadian siswa
2.      Tujuan yang bersifat material menekankan kepada kemampuan memecahkan masalah dan menerapkan matematika.
Secara lebih terinci, tujuan pembelajaran matematika dipaparkan pada buku standar kompetensi mata pelajaran matematika sebagai berikut:
  1. Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi.
  2. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.
  3. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
  4. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan.

Ruang Lingkup Matematika Sekolah

Pembelajaran matematika di sekolah diarahkan pada pencapaian standar kompetensi dasar oleh siswa. Kegiatan pembelajaran matematika tidak berorientasi pada penguasaan materi matematika semata, tetapi materi matematika diposisikan sebagai alat dan sarana siswa untuk mencapai kompetensi. Oleh karena itu, ruang lingkup mata pelajaran matematika yang dipelajari di sekolah disesuaikan dengan kompetensi yang harus dicapai siswa.
Standar kompetensi matematika merupakan seperangkat kompetensi matematika yang dibakukan dan harus ditunjukkan oleh siswa sebagai hasil belajarnya dalam mata pelajaran matematika. Standar ini dirinci dalam kompetensi dasar, indikator, dan materi pokok, untuk setiap aspeknya. Pengorganisasian dan pengelompokan materi pada aspek tersebut didasarkan menurut kemahiran atau kecakapan yang hendak ingin di capai.
Merujuk pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai siswa maka ruang lingkup materi matematika adalah aljabar, pengukuran dan geomerti, peluang dan statistik, trigonometri, serta kalkulus.
  • Kompetensi aljabar ditekankan pada kemampuan melakukan dan menggunakan operasi hitung pada persamaan, pertidaksamaan dan fungsi.
  • Pengukuran dan geometri ditekankan pada kemampuan menggunakan sifat dan aturan dalam menentukan porsi, jarak, sudut, volum, dan tranfrormasi.
  • Peluang dan statistika ditekankan pada menyajikan dan meringkas data dengan berbagai cara.
  • Trigonometri ditekankan pada menggunakan perbandingan, fungsi, persamaan, dan identitas trigonometri.
  • Kalkulus ditekankan pada mengunakam konsep limit laju perubahan fungsi.

Standar Kompetensi Bahan Kajian Matematika Sekolah

Kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dapat tercapai dalam belajar matematika mulai SD dan MI sampai SMA dan MA, adalah sebagai berikut:
  1.  Menunjukkan pemahaman konsep matematika yang dipelajari, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.
  2. Memiliki kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, grafik atau diagram untuk menjelaskan keadaan atau masalah.
  3. Menggunakan penalaran pada pola, sifat atau melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
  4. Menunjukkan kemampuan strategik dalam membuat (merumuskan), menafsirkan, dan menyelesaikan model matematika dalam pemecahan masalah.
  5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan
  6. Kecakapan di atas diharapkan dapat dicapai siswa dengan memilih materi matematika melalui aspek berikut:
1.       Bilangan
  • Melakukan dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah
  • Menafsirkan hasil operasi hitung
2.       Pengukuran dan Geometri
  • Mengidentifikasi bangun datar dan ruang menurut sifat, unsur, atau kesebangunan
  • Melakukan operasi hitung yang melibatkan keliling, luas, volume, dan satuan pengukuran
  • Menaksir ukuran (misal: panjang, luas, volume) dari benda atau bangun geometri
  • Mengaplikasian konsep geometri dalam menentukan posisi, jarak, sudut, dan transformasi, dalam pemecaham masalah
3.       Peluang dan Statistika
  • Mengumpulkan, menyajikan, dan menafsirkan data
  • Menentukan dan menafsirkan peuang suatu kejadian dan ketidakpastian
4.       Trigonometri
  • Menggunakan perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas trigonometri dalam pemecahan masalah
5.       Aljabar
  • Melakukan operasi hitung dan manipulasi aljabar pada persamaan, pertidaksamaan, dan fungsi, yang meliputi: bentuk linear, kuadrat, suku banyak, eksponen dan logaritma, barisan dan deret, matriks, dan vektor, dalam pemecahan masalah.
6.       Kalkulus
  • Menggunakan konsep laju limit perubahan fungsi (diferensial dan integral) dalam pemecahan masalah

Standar Kompetensi Matematika Sekolah

Standar kompetensi dirancang secara berdiversifikasi, untuk melayani semua kelompok siswa (normal, sedang, tinggi). Dalam hal ini, guru perlu mengenal dan mengidentifikasi kelompok-kelompok tersebut. Kelompok normal adalah kelompok yang memerlukan waktu belajar relatif lebih lama dari kelompok sedang, sehingga perlu diberikan pelayanan dalam bentuk menambah waktu belajar atau memberikan remidiasi. Sedangkan kelompok tinggi adalah kelompok yang memiliki kecepatan belajar lebih cepat dari kelompok sedang, sehingga guru dapat memberikan layanan dalam bentuk akselerasi (percepatan) belajar atau memberikan materi pengayaan.
Kemampuan matematika yang dipilih dalam standar kompetensi dirancang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa agar dapat berkembang secara optimal, serta memperhatikan pula perkembangan pendidikan matematika di dunia sekarang ini. Untuk mencapai standar kompetensi tersebut dipilih materi-materi matematika dengan memperhatikan struktur keilmuan, tingkat kedalaman materi, serta sifat-sifat esensial materi dan keterpakaiannya dalam kehidupan sehari-hari.
Secara rinci, standar kompetensi mata pelajaran matematika untuk sekolah menengah pertama adalah sebagai berikut:
1.       Bilangan
  • Melakukan dan mengunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah
  • Menaksir hasil operasi hitung
2.       Pengukuran dan Geometri
  • Mengidentifikasi bangun datar dan bangun ruang menurut sifat, unsur, atau kesebangunannya
  • Melakukan operasi hitung yang melibatkan keliling, luas, volume, dan satuan pengukuran
  • Menaksir ukuran (misal: panjang, luas, volume) dari benda atau bangun geometri
  • Mengidentifikasi sifat garis dan sudut dalam pemecahan masalah
3.       Peluang dan statistika
  • Mengumpulkan, menyajikan, dan menafsirkan data (ukuran pemusatan data)
  • Menentukan dan menafsirkan peluang suatu kejadian
4.       Aljabar
  • Melakukan operasi hitung pada persamaan, pertidaksamaan, dan fungsi, meliputi: bentuk linear, kuadrat, barisan dan deret, dalam pemecahan masalah.
Sementara itu, standar kompetensi mata pelajaran matematika untuk Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah adalah sebagai berikut:
  1. Pengukuran dan geometri
  •  Menggunakan sifat dan aturan dalam menentukan posisi, jarak, sudut, volum, dan transformasi dalam pemecahan masalah
2.       Peluang dan Statistika
  • Menyusun dan menggunakan kaidah pencacahan dalam menentukan banyak kemungkinan
  • Menentukan dan menafsirkan peluang kejadian majemuk
  • Menyajikan dan meringkas data dengan berbagai cara dan memberi tafsiran
3.       Trigonometri
  •  Menggunakan perbandingan, fungsi, persamaan, dan identitas trigonometri dalam pemecahan masalah
  • Menggunakan manipulasi aljabar untuk merancang/menyusun bukti
4.       Aljabar
  • Menggunakan operasi dan manipulasi aljabar dalam pemecahanmasalah yang beraitan dengan: bentuk pangkat, akar, logaritma, persamaan dan fungsi komposisi dan fungsi invers
  • Menyusun/menggunakan persamaan lingkaran dan garis singgungnya
  • Menggunakan algoritma pembagian, teorema sisa, dan teorema faktor dalam pemecahan masalah
  • Merancang dan menggunakan model matematika program linear
  • Menggunakan sifat dan aturan yang berkaitan dengan barisan, deret, matriks, vektor, transformasi, fungsi eksponen, dan logaritma dalam pemecahan masalah
5.       Kalkulus
  • Menggunakan konsep limit fungsi, turunan, dan integral dalam pemecahan masalah

TEORI BELAJAR




Belajar adalah suatu aktifitas atau kegiatan dimana terdapat sebuah proses dan tahapan dari tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk mencapai hasil yang optimal sesuai dengan tujuan kegiatan tersebut. Belajar adalah merupakan proses perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku atau pemikiran sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar adalah dampak darui adanya interaksi antara rangsangan dan tanggapan. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Berikut adalah beberapa tokoh tentang teori belajar:
Edward L Thorndike
Lahir di Williamsburg, Massachusetts, U.S. pada tanggal 31 Agustus 1874 dan wafat pada tanggal 9 Agustus 1949 di Montrose, New York.
Edward Lee Thorndike adalah ahli psikologi yang melakukan penelitian pada perilaku hewan dan proses pembelajaran yang saat ini dikenal sebagai Theoruy of Connectionism, yang menyatakan bahwa perilaku respond terhadap stimulus tertentu dibentuk oleh suatu rangkaian kegiatan coba-coba (Trial and error) yang mempengaruhi neural connections antara stimulus dan respond yang paling diinginkan.
Ia memahami bahwa perubahan adptif pada perilaku binatang dapat dianalogikan pada pembelajaran pada manusia dan mengusulkan rangkaian perilaku tersebut (connection) bisa diramalkan oleh aplikasi dua hukum, yaitu:
1. Law of Effect (Hukum Efek)
Hukum efek menyatakan bahwa tingkah laku respon yang paling dekat diikuti oleh hasil yang memuaskan dapat dipastikan untuk menjadi pola yang mapan dan menjadi teladan. Respon yang sama akan diberikan apabila stimulus yang sama diberikan lagi.
2. Law of Exercise (Hukum Latihan)
Hukum latihan menyatakan bahwa perilaku akan semakin kokoh apabila hubungan stimulus-respon sering dilakukan.
Thorndike juga menyatakan bahwa reward akan menguatkan perilaku hubungan stimulus-respon yang diharapkan (benar) dan punishment akan melemahkan perilaku hubungan stimulus-respond yang tidak diharapkan (salah).
(Sumber : Britannica Ultimate Reference Suite 2007)
B. F. Skinner
Lahir pada tanggal 20 Maret 1904 di Susquehanna, Pennsylvania, U.S.
Wafat pada 18 Agustus 1990, Cambridge, Massachusetts
(Sumber : Britannica Ultimate Reference Suite 2007)
Teori belajar Skinner didasarkan atas gagasan bahwa belajar adalah fungsi perubahan perilaku individu secara jelas. Perubahan perilaku tersebut diperoleh sebagai hasil respon individu terhadap kejadian (stimulus) dari lingkungan. Penelitian yang dilakukan Skinner dipengaruhi oleh percobaan Pavlov dan ide-ide John Watson (bapak behaviorisme). Salah satu hasil penelitiannya yang terkenal adalah kotak Skinner (Skinner’s Box). Ketertarikan Skinner terhadap perilaku individu terletak pada stimulus-respon (SR) yang dihasilkan.
Penguatan merupakan unsur terpenting dari teori SR Skinner. Penguatan stimulus diberikan berulang-ulang agar dapat memperkuat respon yang dikehendaki. Sehingga perilaku individu dikontrol oleh penguatan stimulus yang mengikutinya. Ukuran perilaku individu yang terpenting adalah tingkatan atau kecepatan responnya. Perilaku individu yang diamati Skinner agak berbeda dengan perilaku yang diamati dalam teori behaviorisme sebelumnya (Pavlov, Thorndike, Hull). Dalam teori behaviorisme Skinner, dikenal istilah responden dan operan. Responden merupakan respon-respon individu yang secara otomatis diperoleh melalui stimulus yang sudah dikenal dan relatif tetap. Sedangkan dalam pengkondisian operan, stimulus awal tidak selalu dapat diketahui, individu hanya sekedar memunculkan respon-respon yang dikontrol oleh penguatan stimulus yang mengikutinya. Menurut Skinner, perilaku operan lebih berperan dalam kehidupan manusia disbanding perilaku responden. Hal inilah yang mendasari teori Skinner tenang pengkondisian operan (operant conditioning).
Robert Gagne
Teori belajar yang disebut pula teori perkembangan mental berisi uraian tentang apa yang terjadi dan apa yang diharapkan terjadi terhadap mental peserta didik (Ruseffendi, 1988). Dalam perkembangannya, ”belajar” memiliki definisi tersendiri. Belajar adalah suatu perubahan yang relatif permanen dalam suatu kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari praktek atau latihan (Sudjana, 1991: 5). Burton (dalam Knowles, 1986:5) menyatakan ”learning is change in the individual, due to the interaction of that individual, and his environment, which fills a need and makes him more capable of dealing adequately with his environment”. Ini menyiratkan bahwa belajar adalah suatu perubahan secara individu, berkaitan dengan interaksi antara individu dengan lingkungannya, dalam pemenuhan kebutuhannya dan membuat mereka lebih cakap dalam hubungannya dengan lingkungannya.
Disisi lain, Gagne menyatakan bahwa ”Learning is a change in human disposition or capability, which can be retained, and which is not simply ascribable to the process of growth”. Ini berarti bahwa belajar adalah perubahan dalam pembawaan atau kesanggupan manusia, yang dapat dikendalikan, dan tidak dapat disederhanakan menjadi suatu proses perkembangan.
Lebih lanjut, melalui penelitiannya Gagne (dalam Bell-Gredler, 1986:116) mengidentifikasi tiga prinsip yang memberikan kontribusi terhadap kesuksesan pengajaran. Ketiga prinsip tersebut diantaranya: (1) Menyediakan pengajaran dalam sekelompok komponen tugas yang membangun kearah tugas akhir; (2) memastikan bahwa setiap komponen tugas merupakan bagian yang dikuasai; dan (3) rangkaian komponen tugas untuk menjamin transfer optimal untuk tugas akhir.
William Brownell
William Artur Brownell dilahirkan tanggal 19 mei 1895 dan wafat pada tanggal 24 mei 1977, yang mendedikasikan hidupnya dalam dunia pendidikan. Brownell (1935) “…he characterized his point of view as the “meaning theory.” In developing it, he laid the foundation for the emergence of the “new mathematics.” He showed that understanding, not sheer repetition, is the basis for children’s mathematical learning…” pada penelitiannya mengenai pembelajaran anak khususnya pada aritmetika mengemukakan belajar matematika harus merupakan belajar bermakna dan belajar pengertian atau yang dikenal dengan Meaning Theory (teori bermakna) dan dalam perkembangannya ia meletakkan pondasi munculnya matematika baru. Jika dilihat dari teorinya ini sesuai dengan teori belajar-mengajar Gestalt yang muncul pada pertengahan tahun 1930. Dimana menurut teori Gestalt, latihan hafalan atau yang dikenal dengan sebutan drill adalah sangat penting dalam kegiatan pengajaran. Cara drill diberikan setelah tertanam pengertian.
Meaning Theory yang diperkenalkan oleh Brownel merupakan alternatif dari Drill Theory (teori latihan hafal/ulangan). Menurut Brownell dalam belajar orang membutuhkan makna, bukan hanya sekedar respon otomatis yang banyak. Maka dengan demikian teori drill dalam pembelajaran matematika yang dikembangkan atas dasar teori asosiasi atau teori stimulus respon, menurutnya terkesan bahwa proses pembelajaran matematika khususnya aritmetika dipahami semata-mata hanya sebagai kemahiran.
Jean piaget
Lahir pada tanggal 9 Agustus 1896 di Neuchâtel, Switzerland
Meninggal pada 16 September 1980 di Geneva
(Sumber : Britannica Ultimate Reference Suite 2007)
Jean Piaget adalah anak tertua dari pasangan suami istri Arthur Piaget, seorang profesor Kesusastraan abad pertengahan dan Rebecca Jackson, pada usia 11 tahun di Neuchâtel Latin high school, dia menulis suatu ulasan tentang albino sparrow, Piaget telah diberi gelar sebagai seorang interaktionis dan juga konstruktivis.
Piaget membagi tahapan perkembangan kognitif menjadi empat tahap, yaitu sebagai berikut:
a) Periode Sensorimotor (0-2 tahun)
b) Tahapan Praoperasional (2-7 tahun)
c) Tahapan Operasional Konkrit (7-11 tahun)
d) Tahapan Operasional Formal (11 tahun ke atas)
Dalam bukunya yang berjudul To Understand Is to Invent, Piaget mengatakan bahwa prinsip dasar dari metode aktif dapat dijelaskan sebagai berikut: Untuk memahami harus menemukan atau merekonstruksi melalui penemuan kembali dan kondisi seperti ini harus diikuti jika menginginkan seseorang dibentuk guna mampu memproduksi dan mengembangkan kreativitas dan bukan hanya sekedar mengulangi. Dalam pembelajaran aktif, guru harus memiliki keyakinan bahawa siswa akan mampu belajar sendiri.
Jerome Bruner
Lahir pada tanggal 1 Oktober 1915 di New York, N.Y., U.S.
Tulisan-tulisan Bruner membantu untuk menggambarkan konsep milik Piaget tentang level perkembangan kognitif di dalam kelas. Bukunya yang berjudul The Process of Education(1960) adalah buku miliknya yang paling banyak diterjemahkan ke dalam bahasa lain. Buku tersebut berisi tentang studi dari reformasi kurikulum. Pada bukunya tersebut dia menerangkan bahwa setiap subjek bisa dipikirkan pada setiap anak pada setiap level perkembangan, jika subjek tersebut disampaikan secara tepat. Menurut bruner setiap anak memiliki kekhawatiran dan ketertarikan yang alami yang mampu menjadikan mereka berkompeten di berbagai tugas. Jika tugas disampaikan terlalu sulit maka akan mengakibatkan mereka menjdai bosan. Seorang guru, menurut Bruner, harus menyampaikan materi pelajaran dengan cara yang tepat dengan level perkembangan kognitif siswa. Bruner juga mempelajari persepsi anak, dimana dia menyimpulkan bahwa nilai individu masing-masing anak secara signifikan mempengaruhi persepsi mereka.
(Sumber : Britannica Ultimate Reference Suite 2007)
Zoltan Dienes
Dienes membagi 6 tahapan dalam mempelajari matematika
Tahapan I
Sebagian besar orang ketika dihadapkan pada situasi dimana mereka tidak yakin bagaimana mengatasinya, mereka akan melakukan suatu aktifitas “trial and error”.
Tahapan II
Setelah beberapa kali percobaan, biasanya terjadi keseragaman dalam sebuah situasi, yang bisa dirumuskan sebagai suatu aturan permainan(Rules of a game)
Tahapan III
Suatu kali ketika kita mendapatkan anak-anak memainkan sejumlah permainan matematika, maka tiba saatnya ketika permainan-permainan tersebut bisa didiskusikan dan dibandingkan antara satu dengan yang lainnya.
Tahapan IV
Akan tiba saatnya ketika siswa telah mengindentifikasi muatan abstrak dari sejumlah permainan dan praktis membawa beberapa gambaran dari inti dan maksud dari aktifitas-aktifitas yang beragam tersebut.
Tahapan V
Pada level ini sudah saatnya untuk mempelajari representasi atau memetakan dan menyelidiiki beberapa sifat-sifat dasar yang dimiliki oleh semua permainan tersebut.
Tahapan VI
Tahapan uraian dari simbolisasi bisa didapatkan dengan sangat panjang dan terkadang berlebihan. Pada tahapan ini siswa dapat melakukan aktifitas deduksi.


REFERENSI
Bruner, Jerome S(eymour). (2009). Encyclopædia Britannica. Encyclopædia Britannica 2007 Ultimate Reference Suite. Chicago: Encyclopædia Britannica.

Thorndike, Edward L.. (2009). Encyclopædia Britannica. Encyclopædia Britannica 2007 Ultimate Reference Suite. Chicago: Encyclopædia Britannica.

Skinner, B.F. . (2009). Encyclopædia Britannica. Encyclopædia Britannica 2007 Ultimate Reference Suite. Chicago: Encyclopædia Britannica.
Piaget, Jean. (2009). Encyclopædia Britannica. Encyclopædia Britannica 2007 Ultimate Reference Suite. Chicago: Encyclopædia Britannica.
Bruner, Jerome S(eymour). (2009). Encyclopædia Britannica. Encyclopædia Britannica 2007 Ultimate Reference Suite. Chicago: Encyclopædia Britannica.
Suherman, Erman, dkk. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. MIPA UPI. Bandung.
Subarinah, Sri (2006). Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Dikti, Jakarta.
William Arthur Brownell, Education: Berkeley , University of California: In Memoriam, September 1978
Crain, William. (2007). Teori Perkembangan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hergenhahn B.R & Olson M.H,. (2008) Theories of Learning (Edisi ketujuh). Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Hill, F. Winfred. (2009). Theories of Learning. Bandung: Nusamedia.
Hudojo H,. (1988). Belajar Mengajar Matematika. Jakarta: Depdikbud
Skemp, R.R. (1971). The Psychology of learning mathematics. Suffulk: Ricard Clay Ltd.
Uno H.B,. (2008). Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Rabu, 25 Juli 2012

BUKU ELEKTRONIK

eBook


Halaman ini disediakan bagi bapak/ibu guru atau siapa saja yang membutuhkan Buku Sekolah Elektronik (BSE). Untuk download klik saja pada tautannya, oyi ?
BSE SD :
Kelas 1 :
a. Bahasa Indonesia
  1. Kelas 1 – Bahasa Indonesia – Iskandar
  2. Kelas 1 – Bahasa Indonesia – Yeti
  3. Kelas 1 – Bahasa Indonesia – Mahmud Fasya
  4. Kelas 1 – Bahasa Indonesia – Sri Hapsari
  5. Kelas 1 – Bahasa Indonesia – Dian Sukmawati
  6. Kelas 1 – Bahasa Indonesia – Umri
  7. Kelas 1 – Bahasa Kita, Bahasa Indonesia – Jaruki
  8. Kelas 1 – Belajar Bahasa Indonesia Itu Menyenangkan – Ismail
  9. Kelas 1 – Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia – Suyatno
b. PKn
  1. Kelas 1 – Pendidikan Kewarganegaraan – Karsono
  2. Kelas 1 – Pendidikan Kewarganegaraan – Kurnia
  3. Kelas 1 – Pendidikan Kewarganegaraan – Srisadiman
  4. Kelas 1 – Pendidikan Kewarganegaraan – Edi Hernawan
  5. Kelas 1 – Bangga Menjadi Insan Pancasila – Sarjan
  6. Kelas 1 – Pendidikan Kewarganegaraan – Anis Kusumawardani
  7. Kelas 1 – Pendidikan Kewarganegaraan – Winarno
  8. Kelas 1 – Pendidikan Kewarganegaraan – Tijan
  9. Kelas 1 – Pendidikan Kewarganegaraan – Setiati
  10. Kelas 1 – Pendidikan Kewarganegaraan – Suliasih
c. IPS
  1. Kelas 1 – Ilmu Pengetahuan Sosial – Leo
  2. Kelas 1 – Ilmu Pengetahuan Sosial – Sutrisno
  3. Kelas 1 – Ilmu Pengetahuan Sosial – Srimulyaningsih
  4. Kelas 1 – Ilmu Pengetahuan Sosial – Dwiari
  5. Kelas 1 – Mari Belajar IPS – Puji dan Nurdiyani
  6. Kelas 1 – Ilmu Pengetahuan Sosial – Muhammad Riduwan
  7. Kelas 1 – Ilmu Pengetahuan Sosial – Suranti
  8. Kelas 1 – Ilmu Pengetahuan Sosial – Indrastuti
  9. Kelas 1 – Ilmu Pengetahuan Sosial – Edi
  10. Kelas 1 – Ilmu Pengetahuan Sosial – Inoki
d. IPA
  1. Kelas 1 – Ilmu Pengetahuan Alam – Wiwik
  2. Kelas 1 – Mengenal Alam – Asep
  3. Kelas 1 – Ilmu Pengetahuan Alam – Mulyati Arifin
  4. Kelas 1 – Ilmu Pengetahuan Alam – Hoirul
  5. Kelas 1 – Ilmu Pengetahuan Alam – Sunardi
  6. Kelas 1 – Bersahabat dengan IPA – Sani R
  7. Kelas 1 – Senang Belajar IPA – Rositawaty
  8. Kelas 1 – Ilmu Pengetahuan Alam – Sri
  9. Kelas 1 – Ilmu Pengetahuan Alam – Sholehudin
e. Matematika
  1. Kelas 1 – Pintar Matematika – Irwan
  2. Kelas 1 – Matematika – Dian Permana
  3. Kelas 1 – Matematika – Irwan
  4. Kelas 1 – Matematika – Lusia
  5. Kelas 1 – Matematika – Wakino
  6. Kelas 1 – Senang Matematika – Buchori
  7. Kelas 1 – Matematika – Dwi Priyo Utomo
  8. Kelas 1 – Dunia Matematika – Kismianti
  9. Kelas 1 – Matematika – Djaelani
  10. Kelas 1 – Matematika – Purnomosidi
Kelas 2:
a. Bahasa Indonesia
  1. Kelas 2 – Belajar Bahasa Indonesia – Ismail
  2. Kelas 2 – Bahasa Indonesia – Iskandar
  3. Kelas 2 – Aku Bisa Bahasa Indonesia – Yeti
  4. Kelas 2 – Bahasa Indonesia – Sri Hapsari
  5. Kelas 2 – Bina Bahasa Indonesia – Simin
  6. Kelas 2 – Bahasa Indonesia – Samidi
  7. Kelas 2 – Bahasa Indonesia – Titiek Tri Indrijaningsih
  8. Kelas 2 – Aku Bangga Bahasa Indonesia – Ismoyo
  9. Kelas 2 – Cinta Berbahasa Indonesia – Tri
  10. Kelas 2 – Indahnya Bahasa Indonesia – Suyatno
  11. Kelas 2 – Bahasa Indonesia – Umri Nur’aini
b. PKn
  1. Kelas 2 – Pendidikan Kewarganegaraan – Sumarni
  2. Kelas 2 – Pendidikan Kewarganegaraan – Halili
  3. Kelas 2 – Pendidikan Kewarganegaraan – Nuruddin
  4. Kelas 2 – Pendidikan Kewarganegaraan – Sri Sadiman
  5. Kelas 2 – Pendidikan Kewarganegaraan – Novida
  6. Kelas 2 – Pendidikan Kewarganegaraan – Sutedjo
  7. Kelas 2 – Pendidikan Kewarganegaraan – Agus Sri Mulyanto dkk
  8. Kelas 2 – Bangga Menjadi Insan Pancasila – Sarjan
c. IPS
  1. Kelas 2 – Ilmu Pengetahuan Sosial – Sutrisno
  2. Kelas 2 – Mengenal Lingkungan Sekitar Nurhadi
  3. Kelas 2 – Ilmu Pengetahuan Sosial – Suranti
  4. Kelas 2 – Ilmu Pengetahuan Sosial – Sri Mulyaningsih
  5. Kelas 2 – Ilmu Pengetahuan Sosial – Radjiman
  6. Kelas 2 – Ilmu Pengetahuan Sosial – Jatmiko dan Dwi
  7. Kelas 2 – Ilmu Pengetahuan Sosial – Susanti
  8. Kelas 2 – Ilmu Pengetahuan Sosial – Wida Widianti
  9. Kelas 2 – Ilmu Pengetahuan Sosial – Kuswanto
  10. Kelas 2 – Ilmu Pengetahuan Sosial – Tri Jaya Suranto
d. IPA
  1. Kelas 2 – Ilmu Pengetahuan Alam – Sarjan
  2. Kelas 2 – Ilmu Pengetahuan Alam – Wiwik
  3. Kelas 2 – Ilmu Pengetahuan Alam – Mulyati Arifin
  4. Kelas 2 – Ilmu Pengetahuan Alam – Poppy
  5. Kelas 2 – Sains Ilmu Pengetahuan Alam – Sularmi
  6. Kelas 2 – Asyiknya Belajar Ilmu Pengetahuan Alam – Suyatman
  7. Kelas 2 – Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam – Rositawaty
  8. Kelas 2 – Ilmu Pengetahuan Alam – Syaeful
  9. Kelas 2 – Ilmu Pengetahuan Alam – Heri Sulistyanto
  10. Kelas 2 – Ilmu Pengetahuan Alam – Sri Purwati
e. Matematika
  1. Kelas 2 – Matematika – Mastiting Sumarmi
  2. Kelas 2 – Pintar Matematika – Irwan
  3. Kelas 2 – Matematika – Permana
  4. Kelas 2 – Matematika – Fatkulanam
  5. Kelas 2 – Matematika – Tridayat
  6. Kelas 2 – Gemar Matematika – Sumanto
  7. Kelas 2 – Matematika – Dwi Priyo
  8. Kelas 2 – Matematika – Burhan Mustaqim
  9. Kelas 2 – Matematika – Buchori
  10. Kelas 2 – Matematika – Purnomosidi
Kelas 3 :
a. Bahasa Indonesia
c. IPS
d. IPA

  1. BSE CTL Matematika Kelas 7 download
  2. BSE CTL Matematika Kelas 8 download
  3. BSE CTL Matematika Kelas 9 download
Literatur berbahasa Inggris juga ada (terutama bagi yang masih menempuh S1, S2 or S3 dan semuanya gratis) sedot aja semua nggak rugi kok, oyi ?
  1. A Course in Universal Algebra
  2. A First Course in Linear Algebra
  3. A Geometric Review of Linear Algebra
  4. Alg_Complete
  5. Algebra and Number Theory A. Baker
  6. Algebra Cheat Sheet
  7. Algebraic Curves
  8. Algebraic Logic
  9. Algebraic Number Theory
  10. Algebra Review
  11. Algebra fracs
  12. An Algebra Refresher
  13. Elementary Linear Algebra
  14. fourier
  15. Fundamentals of Linear Algebra
  16. Geometric Algebra Primer – Suter – 2003
  17. Introduction to Algebraic Varieties
  18. Introduction To Continuum Mechanics Revised Edition
  19. Introduction To Vectors And Tensors Vol. 1
  20. Introduction To Vectors And Tensors Vol. 2
  21. LecturesOnAppliedMathLinearAlgebra
  22. Linear Algebra Theory And Applications
  23. Porous Elasticity Textbook
  24. Problems in Algebraic Combinatoric
  25. Workbook in Higher Algebra
  26. Algebra Review in Ten Lessons
  27. A Course In Algebraic Number Theory
  28. A Tour of Triangle Geometry
  29. Computational Geometry
  30. Notes on Coarse Geometry
  31. Threedimensional Geometry
  32. Lecture Notes on Algebra and Trigonometry
  33. Probability Theory
  34. Right triangle trigonometry
  35. Trigonometric equations
  36. Trigonometry Notes By Steven Sy
  37. A Calculus Refresher
  38. Basic Calculus Refresher
  39. CalcIulus Complete (1)
  40. CalcuIus Complete (2)
  41. Calculus Made Easy Thompson
  42. Calculus MIT
  43. Calculus Refresher, version 2008.4
Refreshing dulu, baca-baca novel Trilogi Laskar Pelangi karya Andea Hirata …
  1. Laskar Pelangi
  2. Sang Pemimpi
  3. Edensor

SOAL-SOAL MATEMATIKA

Soal-soal Matematika


Soal-soal berikut dibuat sendiri oleh Admin (dibuat dengan Program Scienceword dan di convert ke PDF dengan Program doPDF v.7.). Contens di Publis dengan status Free Copas,  Bagi yang membutuhkan silahkan download …… bila butuh file dalam format Scienceword silahkan pesan dan dilayani via email.
Selamat men-download dan mengembangkannya … semoga soal-soal ini menjadikan inspirasi buat anda ….
  1. Lingkaran
  2. Bilangan Pecahan
  3. Bilangan Bulat
  4. Teorema Pythagoras
  5. SPLDV
  6. Relasi dan Fungsi
  7. Persamaan Garis Lurus
  8. Perkalian Dua Buah Suku Dua
  9. Penjumlahan dan Pengurangan Suku sejenis
  10. Pemfaktoran
  11. Pecahan Bentuk Aljabar
  12. Kesebangunan
  13. Statistika
  14. Bangun Ruang Sisi Lengkung
PREDIKSI UN 2012
  1. prediksi-un-2012-mat-41
  2. Prediksi UN Matematika 2012
  3. Pengayaan UN 2012 Math
  4. PREDIKSI UN 2012 SESUAI SKL DAN KISI-3
  5. Soal dan Pembahasan UN Mat 2012 Lengkap

SOAL-SOAL OSN SD DAN PEMBAHASAN
  1. OSN Soal Eksplorasi dan Pembahasan
  2. OSN Soal Isian Singkat dan Pembahasan
  3. OSN Soal Uraian dan Pembahasan